Semakin Hari Semakin Kagum
Hari itu jadi hari yang luar biasa. Sampai aku berucap dalam hati, "Ingni rasanya bisa ketemu lagi besok". Semesta mendengar permintaan itu!
Ya, esok harinya, aku kembali menunggu bus di halte yang sama dan di jam yang sama. Lalu, sosok pria itu muncul lagi di halte. Aku tak tahu harus bagaimana, yang pasti senang. Sangat senang.
Bus datang dan saat aku naik, hanya tersisa kursi di bagian hampir belakang. Mau tak mau aku duduk di sana dan jantungku dibuat deg-degan saat pria yang aku perhatikan ternyata duduk tepat di sampingku. Ya, sekarang pria itu ada di sampingku. Duduk bersebelahan.
Aku lemas, jantungku berdegup kencang. Membuang perasaan itu, aku coba dengar musik. Volumenya tak begitu kencang. Sampai di suatu momen, aku menoleh ke arahnya dan tak sengaja melihat bibirnya yang bergerak bicara. Dia ngajak aku ngobrol!
"....mana?" Kata itu yang terdengar di telingaku. Ya, aku hanya dengar ujung katanya saja. Aku yakin itu pertanyaan untukku dan pertanyaan lengkapnya adalah, "Mau kemana?" Aku jawab saja, "Mau ke kampus." Lalu, pria itu benar menjawab pernyataanku, "Oh masih kuliah."
(Foto : Ilustrasi)
Setelah dari situ, obrolan kita berlanjut. Aku dan dia membahas segala hal. Ngalor-ngidul dan tentunya ada gelak tawa di sana. Manis sekali.
Saat aku mau turun di Kebon Jeruk, obrolan masih tetap berjalan dan aku ingat betul obrolan terakhir sebelum aku turun adalah ajakan janjian. Pria itu mengajakku untuk ketemuan di halte yang sama di waktu yang ditentukan. Aku bilang jam 6 pagi.
Esok hari, aku datang ke halte sekitar pukul 6 pagi. Masih sangat pagi dan aku rasa si pria sepertinya tidak akan berangkat sepagi itu. Tapi, dia hadir dengan tampilannya yang aku sukai. Obrolan pun mulai mengalir setelah itu. Aku jadi tahu kalau dia seorang arsitek dan bekerja di kawasan Tangerang. Banyak hal lain yang dia ceritakan dan aku pun demikian.