Para anggota komunitas berkebaya sambil memegang slogan berbunyi ‘Yuk Berkebaya Perempuan Indonesia’, ‘Mencintai Indonesia dengan Berkebaya’, ‘Kami Perempuan Indonesia Kami Cinta Berkebaya’, dan ‘Cantik Berkebaya’. Bahkan para anggota komunitas sempat menari di depan stasiun sambil mengenakan kebaya.
“Kebaya bagus kok kenapa kita enggak pakai (sehari-hari). Kebaya itu yang menyatukan perempuan Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Contohnya hari ini, ternyata banyak juga yang mau berpartisipasi untuk mengenakan kebaya dan ikut acara di sini,” ungkap Rahmi.
Dirinya juga mengatakan jika saat ini kampanye #SelasaBerkebaya mengandalkan kekuatan media sosial. Harapannya semakin banyak perempuan yang tertarik untuk menggunakan kebaya.
Selain itu, komunitas yang didirikannya sudah sering melakukan acara berbau kebaya. Sebut saja ‘Seribu Perempuan Berkebaya, ‘Tujuh Belas Ribu Perempuan Berkebaya Anti Korupsi’, diskusi tentang kebaya, dan masih banyak lagi.
“Sekarang kami juga lagi berusaha mendaftarkan kebaya ke UNESCO, agar diakui seperti batik. ‘Kan banyak riset yang menunjukkan jika kebaya itu berasal dari Indonesia. Selain itu, sekarang ini lagi ada dua doktor yang membuat disertasi tentang kebaya, nanti kami acuannya dari situ,” pungkas Rahmi.
(Martin Bagya Kertiyasa)