Dari individu-individu itu, hampir 2.300 menyelesaikan tes penciuman pada awal penelitian. Dalam tes ini, mereka diminta untuk mengidentifikasi 12 aroma umum, dan mereka tetap dalam proses penelitian sampai kematian mereka atau hingga tahun 2014.
Selama periode 13 tahun, sekitar 1.200 peserta penelitian meninggal. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki skor buruk pada tes penciuman memiliki risiko 46 persen lebih tinggi meninggal pada tahun 10 dan risiko kematian 30 persen lebih tinggi pada tahun 13, dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor baik. Para peneliti menjelaskan bahwa indera penciuman tampaknya menjadi prediktor yang kuat tentang kematian dini bagi mereka yang sehat.
Baca juga : Gantengnya Jokowi Masa Muda, Netizen: Pantes Bu Iriana Diajak Makan Bakso Langsung Mau!
Diketahui bahwa kerusakan neurologis dari penyakit Parkinson dan demensia dapat memengaruhi indera penciuman seseorang, jadi para peneliti menyelidiki apakah kondisi tersebut dapat menjelaskan hubungan antara indra penciuman dengan kematian seseorang. Mereka juga memeriksa peran penurunan berat badan, yang bisa mengindikasikan malnutrisi. (hel)
(Helmi Ade Saputra)