Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Heboh Kasus Uniqlo di Denmark, Ini Sejarah dan Perkembangan Bisnis Fast Fashion

Dimas Andhika Fikri , Jurnalis-Sabtu, 06 April 2019 |14:42 WIB
Heboh Kasus Uniqlo di Denmark, Ini Sejarah dan Perkembangan Bisnis Fast Fashion
Terkuak kasus pekerja Uniqlo yang tak dibayar (Foto: Instagram)
A
A
A

Sejarah Uniqlo

 

Tidak ada keberhasilan yang instan. Ungkapan ini sangat pas untuk menggambarkan perjuangan Yanai dalam membangun kerajaan bisnisnya yang sudah berusia 35 tahun.

Tadashi Yanai lahir pada 7 Februari 1949 di Ube, Prefektur Yamaguchi. Ketertarikannya menekuni usaha pakaian diturunkan dari sang ayah, yang merupakan penjual pakaian. Ayah Yanai memiliki toko pakaian pria bernama Ogori Shoji. Tokonya berada di lantai pertama, sedangkan lantai kedua dipakai untuk tempat tinggal mereka.

Namun di masa remaja, Yanai lebih memilih menimba ilmu di perguruan tinggi. Usai lulus dari Universitas Waseda dengan gelar bidang ekonomi politik pada 1971, ia memilih untuk bekerja di tempat lain. Yaitu menjual pakaian dan peralatan dapur di supermarket Jusco. Setahun kemudian, ia berhenti dan mulai bekerja untuk ayahnya.

"Pada awalnya saya termotivasi untuk bekerja. Tapi ayah meminta saya untuk bergabung. Mulanya saya merasa bosan, tetapi akhirnya saya menemukan ini sebagai hal menyenangkan. Saya menyesal pernah mendapat pekerjaan di tempat lain," bebernya.

Pada 1984, Yanai membangun Unique Clothing Warehouse di Hiroshima, yang nantinya disingkat menjadi Uniqlo. Beberapa tahun kemudian, ia mengubah nama perusahaan pakaian ayahnya menjadi Fast Retailing.

Perusahaan pun tumbuh cepat seperti namanya. Pada 1996, Yanai telah memiliki lebih dari 200 toko di seluruh Jepang. Dan produk paling populer yang mengangkat nama Uniqlo adalah jaket bulu yang dijual USD15 pada 1998. Diperkirakan satu dari empat orang di Jepang telah membeli jaket bulu Uniqlo pada tahun itu.

Saat ini, gerainya telah mencapai lebih dari 2.000 toko yang tersebar di 20 negara, termasuk Indonesia.

Dalam sebuah wawancara dengan Vault Magazine pada 2011, Yanai membeberkan kunci keberhasilannya. "Jika ingin berhasil adalah melayani semua orang. Uniqlo didesain untuk semua orang, baik itu kalangan miliarder, kelas menengah, dan kelas bawah," tukasnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement