PENCEMARAN air limbah menjadi salah satu masalah penting yang masih terjadi di Indonesia. Dampak-dampak negatif seperti gangguan kesehatan atau merusak keindahan patut segera diatasi dengan cepat. Namun apakah Anda tahu kalau industri fesyen juga menjadi salah satu penyebab terjadinya pencemaran air limbah?
Menurut UN Environment Program (UNEP), industri fesyen adalah pengguna air kedua terbesar, yang dimana 20 persen dari pencemaran air limbah dunia disebabkan karena membuang setengah juta ton serat mikro sintetis ke laut setiap tahunnya. Hal ini pun membangkitkan awareness untuk para tokoh fesyen atau perancang busana lebih memerhatikan bahan yang digunakan untuk suatu item fesyen.
Salah satunya ada A. Nurhasim Hamada, seorang pengrajin kain dan pemilik dari Kekean Wastra Gallery yang juga ikut prihatin mengenai bahaya penggunaan bahan kimia untuk fesyen. Ia mengungkapkan bahwa pencemaran air limbah tersebut bisa diselesaikan melalui bahan pewarna alami. Ia juga sudah memproduksi beberapa kain yang menggunakan pewarna alami.
BACA JUGA : Insiden Gaun Melorot, Yuk Intip Gisel dengan Baju Serba Tipisnya
“Fokus awal saya itu adalah pada pewarna alami yang memang diproduksi berdasarkan kebudayaan dan pemberdayaan disini. Saya dan team dibelakang saya melakukan pembinaan untuk para penenun di pelosok-pelosok agar bisa memanfaatkan pewarna alami dalam produk tenun dan batik,” jelasnya saat ditemui di acara konferensi pers Indonesia Fashion Week, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2019).

Kain tenun sendiri menjadi bagian penting di industri fesyen khususnya di Indonesia. Maka dari itu penggunaan dari pewarna alami yang memang sudah diwarisi oleh nenek moyang kita sangat membantu lingkungan di Indonesia ini bisa menjadi lebih baik, seperti mengurangi global warming dan tentunya pencemaran air limbah.