Ungkapan kegembiraan mempraktikan batik ini antara lain disampaikan salah seorang siswa bernama Chloe. “Batik jumputan sangat “cool“. Ternyata dengan teknik melipat kain, mengikat dengan karet gelang yang berbeda serta memadukan aneka warna, hasilnya jadi lucu-lucu dan bagus“, cerita Chloe kepada Ibu Titi.
Wali kelas para siswa, Marianne Kudernatsch, mengaku sangat puas dengan kegiatan belajar membatik ini. Ia berharap kegiatan serupa akan bisa berlanjut dengan program seni budaya lainnya.
Keunikan lain dari SD Bornholmer Grundschule ini adalah ternyata di sana ada salah satu guru tamu yang berasal dari Bali, Ni Ketut Warsini. Ia telah mengajar mata pelajaran seni di sekolah tersebut sejak tahun 2016.
Baca Juga : 5 Selebriti Cantik ini Dikenal Punya Kaki Jenjang, Awas Bikin Iri!
Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno menambahkan, dalam mempromosikan Indonesia di Jerman dengan konsep branding dan selling, kita ingin mengoptimalkan semua elemen yang ada. Para siswa dan guru di sekolah-sekolah di Jerman merupakan elemen yang potensial.
“Mereka akan menceritakan pengalaman dan pengetahuan yang mereka dapatkan kepada masyarakat lainnya. Dengan begitu Indonesia akan lebih dikenal. Apalagi para siswa sekolah tersebut suatu saat akan menjadi pemimpin dan tokoh yang akan melanjutkan kedekatan hubungan bilateral Indonesia – Jerman,” ungkapnya.
Kegiatan praktik membatik bagi para siswa SD Bornholmer ini merupakan bagian dari program memperkenalkan batik kepada publik Jerman. Sebelumnya KBRI Berlin bersama Muhammad Nauval dan Epi Gunawan juga melakukan kegiatan praktek membatik untuk perhimpunan Willkommin in Berlin dan Tour Operator di Jerman.
(Muhammad Saifullah )