Ia juga menyayangkan terhadap kurangnya kepedulian milenial untuk mengatasi permasalahan giginya. Padahal, penderita gigi sensitif banyak dialami milenial daripada orang dengan 40 tahun ke atas.
Baca Juga: Makan Singkong Ampuh Cegah Stunting, Kok Bisa?
"Dua dari lima anak milenial mengalami gigi sensitif. Tapi lebih dari setengahnya tidak memeriksakan ke dokter gigi," katanya.
Lebih lanjut, Drg. Callista mengapresiasi milenial yang sering berinovasi menciptakan gaya hidup demi menghindari gigi sensitif. Menurutnya, sekarang banyak yang berinovasi makan dan minum dengan cara tertentu yang dapat menurunkan risiko gigi ngilu atau sensitif.
"Mereka senang berinovasi, misalnya minum menggunakan sedotan, itu memang betul mengurangi gigi sensitif, tapi tidak menyembuhkan. Kemudian memilih minuman less ice. Atau makan cookies yang dipotong kecil-kecil jadi enggak terlalu ngilu saat menggigitnya," pungkasnya.
(Utami Evi Riyani)