"Saya merasa ada tanggung jawab untuk berkontribusi dalam bidang budaya khususnya batik dengan membuat buku soal batik Indonesia. Dalam buku-buku saya, ada sekitar 200 motif batik yang saya tampilkan dari berbagai referensi. Mungkin suatu saat nanti, buku saya atau referensi lain bisa didigitalisasi untuk lebih memudahkan lagi bagi milenial," jelas dia.
Hartono mengaku, tak gampang menemukan data atau narasumber pendukung saat menyusun buku soal batik. Tetapi berkat koneksi pencinta batik, akhirnya bisa terbantu.
"Batik kita banyak motifnya. Dari batik tulis hingga corak yang terpengaruh dari China hingga Jepang. Kadang para pengrajin batik tak menurunkan ilmunya ke kerabatnya, jadi kita agak kesulitan mencari data dan narasumber," ungkap dia.
Awalnya, kata dia, koleksi batik bukan menjadi prioritas utama. Karena dia lebih suka mengoleksi keramik. Namun perkataan teman Hartono yang berasal dari Padang mengubah pandangannya.