MENJADI kisah tersendiri bagi mereka yang memilih bertahan pasca gempa Lombok Juli lalu. Fakta menjelaskan, tak sedikit yang enggan menginjakkan kaki lagi di pulau yang terkenal akan keindahan pantainya tersebut.
Namun, bagi sebagian lainnya, dompet mesti tebal lagi. Dapur mesti ngebul lagi. Jadi, yang bisa dilakukan adalah kembali bangkit dan yakin bahwa roda kehidupan kembali berputar.
Seperti yang diamini Hamzah, seorang penjual kerajinan tangan di Pulau Gili Air. Pria berusia 28 tahun tersebut mengaku bahwa tidak ada cara lain selain membuka kembali lapak usahanya.
"Saat kejadian itu tiba, rasa takut dan panik tentu ada. Tapi, kami pasrah saja. Alhamdulillahnya, di Pulau Gili Air, dampak gempanya tidak begitu besar," ceritanya pada Okezone, di Pulau Gili Air, Lombok Utara, belum lama ini.