Menurut Lucas dan Lauren, mereka telah mengembangkan penelitian ini pada tahun 2014 sebagai proyek tugas akhir. Setelah lulus, mereka melanjutkan proyek ini sejak mendapatkan hasil yang luar biasa. Keduanya juga mendapatkan sponsor dari sebuah perusahaan yang mengembangkan teknologi makanan memanfaatkan serangga.
Meski terdengar menjijikan, kecoa jenis ini lebih banyak mengandung sumber protein tertinggi hampir 70% yang terdiri atas 8 dari 9 esensi asam amino yang memiliki asam lemak berkualitas baik (seperti omega-3 dan omega-9).
Awalnya, banyak orang menolak mencoba roti temuan dua ilmuwan ini, tentu saja geli. Menariknya, setelah menyicipinya tak sedikit orang yang kaget sekaligus heran. Rasanya hampir sama dengan roti biasa karena saat membuatnya ditambah banyak bahan, seperti sereal bar.
Dari temuan tersebut, roti yang dibuat dengan tambahan 10% kecoa cinerea terbukti 49.16% kandungan proteinnya meningkat dibanding tepung biasa. Tak hanya itu, tepung ini bisa dijadikan formula makanan apa pun! Cukup menambahkannya sedikit saja.
Ia juga percaya pada tahun 2050 nanti tidak akan ada daerah yang menyediakan bahan makanan untuk menampung ledakan populasi manusia. Untuk itu, serangga jadi pilihan yang aman sekaligus berprotein di masa yang akan datang. Apalagi dengan temuan baru ini yang sangat mencengangkan dunia.
(Renny Sundayani)