Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Obat dan Terapi Psikis untuk Mengatasi Aerophobia

Antara , Jurnalis-Kamis, 15 November 2018 |22:01 WIB
Ini Obat dan Terapi Psikis untuk Mengatasi Aerophobia
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

PERISTIWA kecelakaan pesawat terkadang membuat seseorang takut dan khawatir untuk bepergian melalui udara. Namun ternyata hal ini bisa diatasi menggunakan dua cara.

Psikolog Nena Mawar Sari, SPsi, Psikolog Cht, menyatakan upaya mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter spesialis dan terapi psikitis akan dapat membantu seseorang yang mengalami aerophobia (takut naik pesawat).

"Pada era modern seperti saat ini, bepergian keluar kota atau ke negara lain dengan menggunakan trasportasi pesawat untuk urusan pekerjaan maupun liburan tidak dapat dihindari," kata Nena, psikolog Klinis RSUD Wangaya Denpasar kepada Antara di Denpasar, Kamis (15/11/2018).

Kebutuhan agar cepat sampai di tempat tujuan, kenyamanan selama perjalanan merupakan pertimbangan seseorang memilih pesawat sebagai pilihan transportasi, tambah dia. Namun, tidak semua orang nyaman secara mental untuk naik pesawat.

 (Baca Juga:Foto di Depan Kereta Api yang Melaju, Travel Blogger Ini Tuai Banyak Kritikan)

Merasa cemas berlebih, berpikir negatif serta reaksi panik merupakan ciri-ciri hambatan secara psikis, sedangkan berkeringat dingin, mual muntah, pusing, keluar keringan dingin dan sesak napas merupakan ciri-ciri gangguan fisik yang dialami seseorang dengan aerophobia.

Aerophobia merupakan ketakutan untuk naik transportasi udara, baik dengan pesawat, helikopter, balon udara atau transportasi udara lainnya, bahkan pada beberapa orang, aerophobia disertai juga dengan phobia lain, misal claustrophobia (ketakutan pada ruang sempit dan tertutup) atau acrophobia (ketakutan pada ruang lapang dan terbuka), katanya.

Menurut Psikolog Klinis yang juga praktek di RS Balimed Denpasar itu, setiap orang memiliki tingkat ketakutan naik pesawat yang berbeda. Ada yang sekadar takut dan cemas saja, ada juga yang menjadi masalah serius sampai menimbulkan kepanikan dan trauma, bahkan menghindari keharusan terbang dengan pesawat.

 (Baca Juga:Studi: Ibu Tularkan 'Kutukan' yang Berdampak pada Kisah Percintaan Kamu Sekarang)

"Aerophobia memiliki beberapa gejala yang dapat dikenali. Gejala tersebut antara lain berkeringat, gelisah, meningkatnya denyut jantung, mual, muntah serta mengalami gangguan pencernaan seperti mulas. Untuk gejala psikis yang dapat muncul, seperti takut mati, tidak dapat berpikir jernih, dis-orientasi, linglung dan gugup," katanya.

Tentang penyebab seseorang dapat mengalami aerophobia, ia mengatakan seseorang yang mengalami aerophobia biasanya mengalami trauma mendalam yang terjadi sebelumnya. Turbulensi (guncangan) yang cukup keras sehingga menimbulkan ketakutan juga dapat menjadi sebab seseorang menjadi trauma.

Bahkan dengan menyimak berita tentang kecelakaan pesawat atau menonton adegan film yang menayangkan pesawat jatuh dapat menjadi salah satu penyebab seseorang menjadi aerophobia jika seseorang tersebut memiliki perasaan yang sangat sensitif.

"Untuk mengurangi aerophobia, bila sudah taraf yang berat, maka upaya mengonsumsi obat yang telah diresepkan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa dapat membantu seseorang yang mengalami aerophobia," katanya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement