"Wisatawan asing atau non muslim, sesungguhnya sangat menyukai halal food ini. Mereka beranggapan bahwa halal food itu sangat menyehatkan. Mereka bahkan tidak canggung untuk menyantapnya walaupun tidak beragama islam. Ini akan menjadi daya tarik yang begitu luas." Ujar Priyadi, saat di temui Okezone di Auditorium Gedung Fakultas Ushuludin, Adab, dan Dakwah, IAIN Syekh Nurjati, Kota Cirebon, Jawa Barat. Kamis 6 September 2018.
Ia juga menambahkan, untuk mengelola wisata halal yang berskala internasional ini, harus dipersiapkan dengan sangat matang. Dari mulai infrastruktur, tempat ibadah, penginapan, dan yang terpenting adalah mengubah pola fikir masyarakat, agar memahami potensi yang dimiliki Kota Cirebon.
"Kota Cirebon sebetulnya memiliki modal yang sangat besar untuk hal itu. Namun tentu harus dibarengi dengan pengelolaan yang profesional, mulai dari infrastruktur dan lain sebagainya. Yang lebih penting lagi kita harus bisa mengubah pola fikir masyarakat agar faham tentang potensi daerahnya." Sambung Priyadi.

Sementara itu, Dekan Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Jejen Jaelani mengatakan, bahwa tempat-tempat kuliner di Kota Cirebon yang sering kita jumpai itu, ternyata masih banyak yang belum mendaftarkan makanannya ke MUI agar mendapat logo halal.
Bocah Ini Bakar Terong hingga Gosong, Hasil Akhirnya Bikin Netizen Berdecak Kagum