Bagi mereka yang selama ini mempercayai, dengan bersemedi dan menenangkan pikiran di Goa Siluman maka sial yang mendera dalam hidup itu dipercaya perlahan-lahan akan sirna dengan sendirinya. Dijelaskan Harno, ritual penyucian kehidupan guna membuang sial tersebut dilakukan seyogyanya pada malam Selasa atau Jumat Kliwon, karena pada hari itulah hari yang diyakini sebagai hari berkumpulnya para gaib.
Dengan bersama dirinya, ritual dilakukan di dalam Goa Siluman tersebut tepatnya dibagian lorong sisi sebelah timur yang berada di kolam mata air abadi di dalamnya. Disertai dengan pembakaran dupa dan kemenyan dan menaburkan kembang setaman seperti kembang mawar dan melati di kolam mata air tersebut, kemudian ritual pun dimulai. “Setelah itu dilakukanlah meditasi dengan cara berendam dengan posisi badan dan muka menghadap ke arah utaram,” tambahnya.
Dengan berendam dan meditasinya, para pemohon berdoa serta memohon agar keruwetan yang selalu dilami hampir disepanjang hidupnya tersebut dapat segera berakhir. Berendam di mata air keramat tersebut dimaksudkan agar dapat membilas dan menyingkirkan segala sial yang selalu menempel di badan. Jadi, air mujarab yang berada di Goa Siluman tersebut digunakan untuk menyingkirkan aura-aura negatif yang melekat pada tubuh si pemohon.
Setelah dirasa seluruh bagian badan sudah bersih tersapu oleh mata air di Goa Siluman tersebut, kemudian pemohon dapat segera beranjak. Meditasi dan perenungan berikutnya dapat dilakukan di bibir kolam atau dapat pula tidur di sekitar bibir kolam tersebut.
Seperti dikatakan Harno, dalam tidurnya para pemohon, jika proses ritual pembuangan sial tersebut diterima dan dikabulkan, maka si pemohon akan menjumpai Gusti Ratu Sekar Ayu Pandan Sari dalam mimpinya. Namun jika permintaan belum dikabulkan, maka si pemohon tidak akan mimpi didatangi oleh sang penunggu Goa Siluman tersebut.
Setelah permintaan terkabulkan, maka si pemohon dipastikan sudah dijauhkan dari aura kesialan yang selalu mengikuti sepanjang kehidupannya. “Jika sudah seperti itu, maka permohonan telah diterima, dan kita dapat memulai kembali hidup kita yang baru lagi,” kata Harno.
(Abu Sahma Pane)