Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mencicipi Nasi Ka Baka Khas Padang Panjang yang Harum

Mencicipi Nasi Ka Baka Khas Padang Panjang yang Harum
Nasi ka baka khas Padang Panjang (Foto: Antara)
A
A
A

AROMA harum tercium memenuhi sudut ruangan ketika bungkusan padat dari daun pisang berisi seporsi nasi lengkap dengan lauk nan lezat dibuka untuk disantap siang itu.

"Ini bekal untuk santap siang khas dari Padang Panjang," kata Yanti salah seorang pegawai kantoran usai membuka bungkusan itu.

Tidak lama kemudian dia menekan kepalan nasi hingga keluar lauk yang terbungkus di dalam nasi. Bekal yang akan disantapnya itu populer dengan sebutan nasi ka baka (bekal), yaitu sajian yang tidak jauh berbeda dengan menu di rumah makan pada umumnya. Hanya saja ada nilai terkandung di balik penyajian nasi ka baka.

Seorang pelaku usaha nasi ka baka di Padang Panjang, Doni mengatakan nasi ka baka dahulu biasa disiapkan sebagai bekal oleh kaum ibu untuk suami yang hendak pergi bekerja atau untuk anak yang hendak pergi merantau.

 (Baca Juga: Viral! Berdoa di Bawah Guyuran Hujan, Pria Ini Hampir Tersambar Petir)

"Sebelum bapak-bapak pergi kerja misalnya ke sawah, ibu-ibu siapkan bekal. Ketika anak ingin merantau, ibu-ibu siapkan bekal bagi anak untuk di perjalanan. Tentu ada kiat yang dilakukan ibu agar bekal tetap nikmat ketika disantap," katanya.

Agar tahan lama dan tetap enak, nasi dibungkus padat menggunakan daun pisang yang sudah disangrai. Lauknya disimpan dengan cara dibenamkan di dalam nasi.

Yang berbeda, nasi ka baka tidak diberi kuah santan seperti masakan khas Minangkabau pada umumnya. Lauk yang disajikan untuk teman menyantap nasi dibuat dari bahan yang bisa tahan lama setelah diolah dengan cara digoreng, tidak lupa ditambahkan sambal cabai merah.

 

(Foto: Antara)

Oleh karena itu, nasi ka baka dapat tahan seharian. Daun pisang sebagai pembungkus juga membantunya tahan lama, bahkan tetap memancing selera karena harum aromanya.

  (Baca Juga: Unik! 6 Foto Pernikahan di Rusia Ini Bikin Geleng-Geleng)

Doni memulai usaha berjualan nasi ka baka sejak Januari 2018 karena menurutnya ada nilai jual yang berbeda dari sajian itu dibanding menu lainnya. Memasuki bulan keempat perjalanan usahanya, dia mendapati ada pelanggan yang memang sudah memahami sisi nikmat menyantap nasi ka baka dan ada pelanggan yang belum kenal hidangan tersebut.

"Nasi ka baka ini nikmatnya lebih terasa setelah lewat 2 jam dibungkus. Ada aroma daun pisang yang mengundang selera ketika bungkusannya dibuka. Kalau pembeli yang sudah kenal, mereka biasa pesan sekarang lalu baru ambil 2 jam kemudian," katanya.

Bagi pembeli yang sudah tahu nikmat nasi ka baka, jika ingin makan langsung di warung yang berlokasi di Jalan Teladan, Kota Padang Panjang itu akan memilih nasi yang sudah lebih dahulu dibungkus.

Bagi konsumen yang belum tahu ketika ditawarkan nasi yang sudah dibungkus mereka lebih memilih yang masih hangat atau belum dibungkus. "Fresh from the oven" sebutannya. Pernah juga pelanggan salah mengartikan "baka" sebagai "bakar" sehingga beranggapan dirinya berjualan nasi bakar.

"Kalau nasi bakar punya orang Sunda, di Padang Panjang punya nasi ka baka atau nasi untuk bekal," katanya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement