"Kami minta kepada pemerintah maupun instansi terkait lainnya, untuk membantu kami agar ini bisa masuk agenda pemerintah dan di tahun-tahun berikutnya bisa dilaksanakan lebih meriah," tukasnya.
Pasalnya setiap momen hari besar agama Islam, arga di Babel selalu bergotong royong membawakan makanan ke masjid-masjid atau balai yang di bawa menggunakan wadah dulang di tutup tudung saji. Bahkan ini sudah menjadi tradisi turun temurun warga yang hingga kini masih terus dilestarikan.
Selain hari besar keagamaan, tradisi nganggung juga biasanya dilakukan oleh masyarakat Babel dengan sebutan Bumi Serumpun Sebalai tersebut. Jika ada warga yang terkena musibah seperti orang meninggal, di mana warga sekitar juga melakukan tradisi nganggung ke tempat yang terkena musibah dengan tujuan membantu keluarganya.
"Tudung saji sudah mejadi simbol bagi masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang patut dilestarikan dan di jaga bersama, hingga generasi anak cucu kita dapat mengetahui dan terus melestarikannya," pungkas Nopiar optimis.
(Helmi Ade Saputra)