Menurut pengakuan orang-orang terdekat, pria berambut perak dan beramata biru itu merupakan sosok pekerja keras. Ia memulai hari dengan membuat sketsa atau memilih kain pada pukul tujuh pagi di studionya di Avenue George V, Paris.
Pada hari libur dan akhir pekan, ia sering mengunjungi rumah peristirahatannya yang terletak di sebuah pedesaan di barat Prancis. Rumah ini dipenuhi koleksi barang-barang antik yang ia dapatkan saat melakukan perjalan ke Cina, Prancis, Inggris, atau pemberian dari rekan bisnisnya.
Setelah lebih dari 30 tahun meniti karir, Givenchy menjual labelnya kepada salah satu grup fesyen ternama Prancis LVMH Moet Hennessy-Louis Vitton, pada tahun 1988. Ia tetap berada di bawah kendali LVMH sebelum memutuskan pensiun pada 1995. Menurut laporan analis investasi dari Bernstein, Givenchy berhasil memberikan LVMH keuntungan sebesar Rp1,8 triliun setiap tahunnya. Demikian dilansir dari Express, Selasa (13/3/2018).
(Helmi Ade Saputra)