“’Bumi Lancang Kuning’ bila selama ini identik dengan minyak bumi, ke depan kami ingin menjadi destinasi pariwisata andalan untuk mensejahterakan masyarakat,” kata Arsyadjuliandi Rachman.
Provinsi Riau sebetulnya memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, namun masih terkendala oleh infrasturktur pariwisata yang belum optimal. Sehingga dibutuhkan sebuah komitmen kuat untuk memenuhi dan melengkapi fasilitas-fasilitas wisata yang dinilai masih kurang.
“Kami memerlukan investasi pariwisata, khususnya untuk membangun kawasan pariwisata di seputar objek wisata Bono, Pacu Jalur, maupun Bakar Tongkang yang kita jadikan sebagai event unggulan setiap tahun,” tukas Arsyadjuliandi Rachman.
Bakar Tongkang merupakan tradisi masyarakat Tionghoa, Kabupaten Rokan Hilir, yang akan berlangsung di Bagansiapiapi pada 29-30 Juni 2018; Festival Bono (Bekudo Bono) kegiatan mengarungi gelombang (berselancar) Bono dengan menggunakan perahu (sampan) kayu berlangsung di Kecamatan Teluk Meranti pada 24-25 November 2018.
Terakhir ada Pacu Jalur merupakan perlombaan mendayung di sungai dengan menggunakan sebuah perahu atau jalur dari kayu dengan panjang mencapai 25-40 meter dan lebar 1,3-1,5 meter. Event ini akan berlangsung di Kabupaten Kuantan Singingi pada 22-25 Agustus 2018.
(Utami Evi Riyani)