 
                Keton diproduksi setelah menghancurkan sumber lemak, baik lemak yang berasal dari makanan atau dari penyimpanan lemak alami di dalam tubuh. Advokat diet keto mengklaim bahwa diet tersebut akan mengubah tubuh menjadi “mesin pembakar lemak” yang menjadi kunci utama untuk menurunkan berat badan. Padahal, belum ada studi jangka panjang yang membuktikan hal tersebut.
Pakar panel US News & World report menegaskan, pola makan diet keto justru bisa berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian AS, tubuh manusia seharusnya mendapatkan asupan 30% kalori dari lemak, dan 45% berasal dari karbohidrat.
Diet keto juga tidak dianjurkan bagi mereka yang memiliki gangguan ginjal dan hati karena berpotensi mempengaruhi atau memperburuk kedua penyakit tersebut. Para ahli bahkan menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada bukti nyata jika diet keto memberikan manfaat kesehatan jangka panjag, terutama dalam mencegah penyakit jantung dan diabetes. Demikian dilansir dari The Daily Meal, Jumat (5/1/2018).
(Helmi Ade Saputra)