EasyHotel, sebuah ritel anggaran berbasis Inggris pun dilaporkan telah menandatangani kesepakatan pada Juli tahun ini untuk membangun 500 kamar. Itu tidak menanggapi permintaan komentar. Dan pasar jelas memiliki ruang bagi lebih banyak pemain.
Jika melihat data tersebut, jelas saja jika dikatakan Iran sedang mendompleng pariwisatanya. Seperti yang diutarakan salah satu agen pariwisata di negara bagian, Iran sendiri ingin menarik lebih dari 20 juta pengunjung pada 2025. Bukan tidak mungkin jika melihat pertumbuhan negaranya, ya.
Bicara mengenai karakteristik pengunjungnya, banyak dari mereka yang merupakan pengunjung baru seperti backpacker muda dari Eropa dan Asia. Kelompok itu kebanyakan tertarik dengan Iran karena sejarah dan budaya Iran.
Seperti misalnya yang cukup populer kota kuno Esfahan dan Shiraz. Ini juga merupakan rumah bagi Persepolis, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO.
Sementara itu, menurut Jalal Rashedi, pengelola lima hostel di Iran, banyak dari mereka yang mencari paket wisata yang ekonomis. Makanya, kebanyakan hostel yang dikelola Jajal, mematok harga tempat tidur dan sarapan seharga USD15 atau Rp200 ribu per malam. Itu pun sudah termasuk akses internet.
Dengan trik usaha demikian, sambung Jalal, pihaknya selama beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan jumlah wisatawan. Nah, jika dikerucutkan kelompok wisatawan apa yang paling banyak datang ke Iran, menurut Jalal, traveler muda. Mereka adalah anak muda yang cukup penasaran dan berjiwa petualang yang ingin menemukan kebenaran tentang Iran.
(Baca Juga: Yuk, Habiskan Waktu 24 Jam Menyambangi Destinasi Wisata Keren di Iran)