INDONESIA sempat melewati masa-masa kerajaan dan penjajahan, bahkan keduanya juga berjalan sekaligus. Masa yang telah terlewati tersebut, membuat Indonesia memiliki beragam warisan yang masih terjaga hingga saat ini.
Peninggalan dari masa lalu berupa benteng, candi, senjata-senjata hingga prasasti-prasasti masih dapat dilihat sebagai generasi penerus. Salah satunya yaitu Benteng Keraton Buton yang berada di Pulau Sulawesi.
Baca Juga: Ingin Tubuh Langsing? Hindari Tidur Cuma 6 Jam Sehari
Menyambangi Benteng Keraton Buton, maka para wisatawan harus bersiap-siap untuk memegang jantung masing-masing. Pasalnya, benteng yang berada di Kota Bau-Bau, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara tersebut, memiliki luas sekira 23,37 hektar, dan masih sangat terjaga keasliannya.
Dengan luasnya itu, Benteng Keraton Buton bahkan menyabet penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Tidak hanya rekor dalam negeri, benteng yang telah dibangun ke-16 tersebut, juga tercatat dalam Guiness Book Record pada September 2006, sebagai benteng terluas di dunia.
Benteng yang memiliki bentuk arsitektur unik itu, ternyata terbuat dari batu kapur yang masih dalam berada di kawasan perbukitan Wolio. Benteng Keraton Buton yang dibangun oleh Sultan Buton III tersebut, dulunya digunakan sebagai tempat pertahanan oleh kesultanan Buton. Sultan Buton III yang bernama La Sangaji membangun Benteng Keraton Buton dengan tiga komponen, yaitu badili atau meriam yang terbuat dari besia tua, lawa yang artinya pintu gerbang berfungsi sebagai penghubung keraton dengan kampung-kampung, lalu ada baluara yang dibangun sebelum benteng didirikan.