Hal-hal seperti itu malah membuat anak menjadi down karena merasa dialah penyebab orangtuanya bertengkar. Jika sudah begitu, anak akan menjadi stres. Dampaknya pengobatan yang sudah dia lakukan menjadi sia-sia. Sebab, stres berlebihan bisa menganulir obat yang diterimanya.
Bagi saya, semangat berperan besar agar anak bisa menjalani pengobatan. Kalau semangat saja sudah runtuh, rasanya sulit untuk melakukan pengobatan. Apalagi pengobatan pasien kanker itu membutuhkan waktu yang lama dan tidak tahu ujungnya sampai kapan. Di sinilah peran orangtua untuk terus menyemangati anaknya ketika mereka (anaknya) sudah mulai merasa jenuh dengan pengobatan. (Baca Juga: 8 Langkah Tepat untuk Mencegah Penyakit Ginjal)
Orangtua juga harus tetap berdoa dan berusaha memberikan perawatan yang terbaik bagi anak. Saran saya ketika orangtua mendapatkan informasi dari dokter bahwa anak mereka ada indikasi terkena kanker, langsung lakukan biopsi.
Jangan membuang-buang waktu hanya untuk memikirkan berbagai pertimbangan dan mengecek ke dokter lain. Dengan dibiopsi, dokter bisa lebih cepat menentukan jenis kanker yang disandang anak sehingga langsung bisa dilakukan pengobatan yang sesuai jadi kondisi anak tidak semakin parah.
Orangtua harus mempercayakan pengobatan anak kepada dokter. Jalinlah komunikasi yang terbuka pada dokter dan suster. Jangan malu untuk bertanya jika ada yang tidak dimengerti.