Lalu di minggu kemudian, Anda bisa meningkatkan frekuensi berkurangnya jumlah kopi. Hal itu tentunya tidak akan mudah untuk dijalani. Sebab, di dalam kopi ada kafein yang bisa menyebabkan kecanduan. Apabila Anda mengurangi asupannya, tubuh akan mendorong agar Anda selalu mengonsumsi lebih.
“Orang sering lupa bahwa kafein adalah obat yang bisa menyebabkan kecanduan. Ketika mereka memulai untuk mengurangi asupannya, selalu ada gejala yang menginginkan Anda untuk mengonsumsi lebih. Gejalanya antara lain sakit kepala, mual, gugup, konstipasi, kelelahan dan perasaan lesu,” ujar Bonsci.
Untuk mengatasi hal itu, Bonci memberikan trik yang bisa mengurangi gejalanya yaitu dengan berolahraga dan mengonsumsi makanan lain yang rendah kafein. “Latihan fisik adalah stimulan agar bisa memberikan energi pada tubuh untuk bersikap aktif. Selain itu, endorfin yang dikeluarkan saat berolahraga bisa memberi sedikit perasaan euforia sehingga membuat aliran darah lebih lancar. Dengan begitu, Anda bisa tetap fokus untuk tetap tidak minum kopi lagi,” jelas Bonci.
Alternatif lain yang bisa Anda lakukan adalah memilih teh sebagai ganti kopi. Sama seperti kopi, teh juga mengandung kafein tapi kadarnya lebih sedikit. Dengan mengonsumsi teh, tubuh mendapatkan tambahan kafein sehingga rasa kecanduan bisa lebih diatasi. Cara lain adalah membiarkan rasa keinginan untuk mengonsumsi lebih itu hilang. Sebab biasanya, rasa itu tidak akan berlangsung lama.
Melepaskan diri dari kecanduan kopi memang tidak bisa instan. Diperlukan waktu 3-4 minggu, baru setelah itu tubuh sudah terbiasa dengan asupan yang lebih sedikit atau tidak ada kafein. Anda hanya perlu rutin dan bertahan dalam proses menghilangkan kecanduan terhadap kopi.
(Helmi Ade Saputra)