Kedua, rasa khawatir merupakan stressor pikiran seseorang yang mendorong mereka untuk bertindak. Rasa ini memang tidak menyenangkan, tapi membuat mereka termotivasi untuk menemukan cara mengurangi kekhawatiran.
"Dalam keadaan pencegahan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, kekhawatiran dapat memotivasi upaya proaktif untuk menghadapi tanggapan kasus berita buruk. Dalam hal ini, mereka akan merencanakan Plan B," ujarnya.
Khawatir juga dapat menguntungkan keadaan emosional. Anda bisa merasakan kelegaan yang menyenangkan secara kontras, bila dibandingkan emosi kekhawatiran.
Dengan kata lain, kesenangan akan menjadi pengalaman pribadi yang melegakan, tetapi perlu didahului dengan pengalaman buruk terlebih dahulu. Demikian dilansir dari Zeenews, Senin (1/5/2017).
(Helmi Ade Saputra)