LIBURAN di Bali tidak membuat Raja Salman dan rombongannya kesulitan menjalankan ibadah salat berjamaah Jumat ini. Di lokasi tempat tinggal mereka di Nusa Dua, ada masjid besar yang menampung rombongan tamu negara tersebut, yaitu di Masjid Agung Ibnu Baitutah, Kompleks Puja Mandala.
Masjid yang didirikan di zaman kepemimpinan Presiden Soeharto ini pun menjadi salah satu dari sedikit tempat ibadah umat Islam di pulau dengan mayoritas penganut Hindu ini. Tapi, keberadaannya menunjukkan keberagaman kepercayaan di Indonesia. Hal ini karena masjid ini berdiri bersama rumah-rumah ibadah lainnya dalam satu komplek.
Berdiri megah di pelataran bukit Kampial Nusa Dua, Masjid Ibnu Batutah berdampingan dengan Pura Jagat Natha untuk tempat ibadah umat Hindu, rumah ibadah umat Buddha di Vihara Budina Ghuna, Gereja Bunda Maria Segala Bangsa untuk umat Katolik, serta Gereja Kristen Bukit Doa untuk umat Protestan.
Berawal dari keinginan umat Islam untuk mendirikan masjid di Nusa Dua, izin membangun masjid didapatkan setelah pihak MUI bersama Yayasan Ibnu Batutah kemudian datang ke Jakarta untuk meminta persetujuan.
Pada khirnya, Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, yang saat itu dijabat oleh Joop Ave, berinisiatif membangun tempat ibadah kelima agama di satu kompleks. Ide ini juga didapat atas dasar keinginan presiden saat itu, yang membuat pihak PT. BTDC menghibahkan bantuan berupa tanah untuk membangun kelima tempat ibadah tersebut sama besar.