Kejujuran Jadi Harga Mati untuk Anak-Anak di Rumah
Di tengah padatnya kesibukan Atalia, ia menyadari bahwa peran sebagai ibu penting dalam keluarga. Menurutnya, banyak sekali hal-hal yang tak terkendali dialami anak-anak saat ini, hal itu dikarenakan peran ibu yang kurang menyiapkan anak-anak mereka sebagai pribadi dan generasi penerus bangsa.
Sebuah kalimat dilontarkan Atalia, “If you educate a man, you educate a man. But, if you educate a woman, you educate a generatiaon.” Artinya, dari seorang ibu yang terdidik maka akan melahirkan anak-anak dan generasi selanjutnya yang terdidik pula.
“Ibu harus berpendidikan, perlu berwawasan. Kalau anak melenceng, yang harus dipertanyakan adalah bagaimana peran ibunya selama ini. Karena selama anak masih kecil dan ada di tangan ibu, itu masih aman. Tetapi, bagaimana mendidik anak agar tetap ada di koridor yang tepat setelah sudah tidak bersama orangtua mereka lagi, itulah yang harus di lakukan,” kata ibunda dari Emmiril Khan Mumtadz, Camillia Laetitia Azzahra ini.
Dalam mendidik kedua anaknya Atalia menekankan nilai kejujuran. Tak ada toleran untuk anak yang tidak jujur kepadanya. “Buat saya kejujuran itu harga mati yang enggak boleh di tawar lagi. Saya akan kasih hukuman kalau Aa dan Dedek (sapaan putra-putri Atalia) berbohong. Jadi dalam hal apa pun, anak-anak harus terbuka,” cetusnya tegas.
Atalia merasa beruntung ketika ada di posisi seperti sekarang ini, anak-anaknya sudah besar. Ia ingin anak-anaknya menjadi pribadi yang bermanfaat. Ia juga menggambarkan seperti apa sosoknya di mata buah hatinya.
“Jangan khawatir, setiap perjalanan itu sudah ada yang menentukan. Saya tak pernah berpikir akan jadi istri Wali Kota. Tapi ternyata saat ini apa yang saya lakukan dulu semuanya bermanfaat, tak ada yang sia-sia. Allah maha baik, saya mengemban tugas untuk Bandung ketika anak sudah bisa mandiri. Kakaknya kelas 3 SMA dan adiknya 1 SMA. Di usia itu mereka sudah bisa membantu teman dan mengerti pentingnya menjaga nama baik keluarga,” ucapnya sambil tersenyum.
Harapan terakhir Atalia kepada putra-putrinya adalah agar mereka menjadi pribadi yang bermanfaat. “Ingatlah bahwa tak ada lagi yang bisa dikenang setelah kita ‘tiada’ selain manfaat yang sudah diberikan kepada orang banyak. Maka jadilah orang yang mengispirasi,” harapnya menutup perbincangan.
(Vien Dimyati)