Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

HARI CHEF INTERNASIONAL: Menjadi Chef Tidak Semudah yang Terlihat di Televisi

Dimas Andhika Fikri , Jurnalis-Kamis, 20 Oktober 2016 |15:26 WIB
HARI CHEF INTERNASIONAL: Menjadi Chef Tidak Semudah yang Terlihat di Televisi
Menjadi chef tak semudah di televisi (Foto:Hospitality)
A
A
A

MENJADI seorang juru masak yang handal, ternyata tidak semudah yang orang bayangkan. Profesi ini membutuhkan dedikasi yang tinggi dalam pengimplementasiannya di dunia kerja.

Untuk menjadi seorang chef profesional, dibutuhkan proses yang panjang dan tak jarang harus menguras tenaga dan juga waktu. Hal ini tentu saja berbanding terbalik seperti yang terlihat di layar kaca televisi.

"Profesi chef saat ini, sedang booming karena terbawa-bawa dengan acara-acara televisi. Yang terlihat memang glamour, chef dilambangkan layaknya celebrity. Jadi banyak yang mengira profesi chef itu menyenangkan. Padahal ada sebuah perjuangan di balik itu semua," tutur Chef Stefu kepada Okezone secara eksklusif di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2016).

Pada kenyataannya, untuk sampai di level profesional, perjuangannya tidaklah mudah. Seorang chef harus betul-betul mempelajari teknik dasar dalam memasak, memahami culture kerja di dapur, serta menciptakan inovasi-inovasi terbaru di setiap masakannya.

"Selama 18 tahun saya berkarir, harus saya akui bahwa pressure kerja seorang chef sangat luar biasa. Saya pernah kerja selama 24 jam, dari jam 3 sore sampai jam 3 pagi. Hal ini saya lakukan, karena profesi ini bersentuhan langsung dengan keamanan pangan para konsumen," jelas salah satu anggota Ikatan Praktisi Kuliner Indonesia itu.

Saat ditanya terkait hambatan dalam menjalani profesi tersebut, Stefu dengan antusias menjelaskan berbagai pengalaman uniknya, selama menggeluti dunia chef.

Di satu titik, ia pernah menghadapi permasalahan management food cost yang sangat krusial, mengingat harga bahan baku terus meningkat setiap waktunya.

"Selain permasalahan management, saya juga pernah mendapatkan complain dari seorang pelanggan, yang menyatakan bahwa hasil masakan saya tidak sesuai standar. Masalah seperti ini harus diselesaikan secara bijaksana. Karena ada juga yang complain dengan tujuan menjatuhkan karir kita," ujarnya usai acara Nestle-Healthy Kids International Chef Day 2016: Art on a Plate.

Meskipun demikian, Stefu menuturkan bahwa profesi chef di masa mendatang akan sangat menjanjikan. Ini disebabkan, karena tidak semua orang paham dengan profesi tersebut.

Dibutuhkan orang-orang yang memiliki dedikasi tinggi, untuk menciptakan sebuah hidangan yang benar-benar disukai oleh para konsumen.

"Future-nya sangat bagus, khususnya di level overseas. Australia bahkan sedang gencar-gencarnya mencari chef profesional, karena makanan Indonesia sedang booming di sana. Selain itu, banyak sekali chef asal Indonesia yang sukses di Dubai, karena orang Indonesia terkenal tekun dan memiliki loyalitas yang tinggi," tutup Executive Chef di AMUZ Gourmet Restaurant ini.

(Santi Andriani)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement