Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Jelajah Rasa lewat Foodie And The City

Santi Andriani , Jurnalis-Rabu, 02 September 2015 |20:47 WIB
Jelajah Rasa lewat <i>Foodie And The City</i>
Jelajah rasa lewat Foodie And The City (Santi/Okezone)
A
A
A

MAKAN kini tak sekadar urusan perut. Beberapa orang menjadikannya bagian gaya hidup yang harus menyenangkan dan menghibur. Hal ini yang mendasari trio wanita cantik Nadya Mulya, Joy Roesma, dan Vania Wibisono membuat buku “Foodie And The City, Petualangan Kuliner Jelajah Rasa”.

Disebut petualangan, karena isi buku ini diakui ketiganya adalah pengalaman mereka, baik sendiri-sendiri atau bersamaan ketika menjelajahi aneka kuliner di sekitaran Jakarta maupun beberapa daerah di Indonesia. Mulai dari kaki lima hingga restoran fine dining.

"Kenapa kuliner, karena kebutuhan pangan saat ini berkembang pesat. Bukan hanya mengenyangkan perut, tapi kini makan juga hiburan. Coba makanan yang baru, coba makan di tempat makan yang baru, menyebarkannya ke sosial media, ini jadi bagian dari gaya hidup," kata Joy dalam peluncuran bukunya di Restoran Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/9/2015).

Ketertarikan terhadap kuliner yang akhirnya menyatukan ketiga wanita yang memiliki latar belakang keahlian berbeda ini, sepakat mengawinkan ide dan passion dalam buku Foodie And The City. Vania Wibisono yang seorang chef memiliki pengetahuan dan kemampuan memasak lebih advanced, Nadia yang seorang presenter memiliki hobi memasak meski seadanya. Sedangkan Joy gemar mencicipi makanan di restoran baru yang happening, tetapi tidak antusias turun ke dapur.

Buku setebal 291 halaman ini dibagi dalam 10 bab yang dianggap mewakili berbagai fenomena yang berkembang di masyarakat seputar kuliner. Di antaranya mitos dan fakta seputar makanan, makanan peningkat gairah seksualitas atau afrodisiak, memukau mertua dengan hidangan khas Nusantara, memasak dengan anak, sesi minum-minum cantik dengan sahabat wanita, diet dan makanan sehat, hingga peranan kemajuan teknologi dalam dunia kuliner.

"Kira-kira menghabiskan waktu enam bulan untuk melakukan riset, menulis, dan revisi agar tetap up to date. Termasuk survei dan mencicipi makanan-makanan di sejumlah tempat makan di berbagai daerah," ungkap Nadia.

Nadia mengaku, ada beberapa kesulitan yang ditemui ketika mengumpulkan bahan di lapangan. Misalnya, ternyata tempat makan yang jadi rekomendasi sudah tutup atau rasa makanan tidak seenak seperti yang ditestimonikan pengguna media sosial.

Dalam buku ini, Vania Wibisono juga memberikan sejumlah resep-resep yang mudah diaplikasikan pembaca di rumah. "Resep disesuaikan dengan tema bab, contohnya makanan legendaris seperti martabak Nutella dan nasi gila. Untuk buku ini, ada 21 resep dari total 100 resep yang saya ciptakan," kata Vania.

(Tuty Ocktaviany)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement