Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sehat Kerja Lembur, Bagi Waktu 24 Jam Secara Seimbang

Dwi Indah Nurcahyani , Jurnalis-Selasa, 17 Desember 2013 |17:02 WIB
Sehat Kerja Lembur, Bagi Waktu 24 Jam Secara Seimbang
Mita Diran (Foto: Twitter)
A
A
A

BEKERJA ekstra hingga larut malam sah-sah saja dilakukan. Namun yang perlu diingat, keseimbangan waktu kerja dan istirahat harus seimbang.

Belajar dari kasus Mita Diran, seorang copy writer yang bekerja di agensi iklan di mana bekerja non-stop selama 30 jam sebelum akhirnya meninggal bahwa keseimbangan waktu memainkan peran vital bagi kesehatan tubuh.

Terkait hal tersebut, Dr.dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM mengatakan bahwa dalam rentang 24 jam seharusnya waktu dibagi secara seimbang. Porsinya ialah 8 jam kerja berat, 8 jam kerja ringan, dan 8 jam istirahat.

Lantas, apa kriteria yang dimaksud kerja berat, kerja ringan, dan apa saja batasannya?

"Kerja berat itu kaitannya dengan kerja fisik, sehingga tubuh berkeringat, banyak bergerak. Nah, kalau kerja ringan itu seperti duduk-duduk, mandi, menonton televisi, atau mengetik yang tak terlalu banyak atau ngetik biasa dan tak berpikir keras. Kalau kita sampai diskusi atau presentasi, itu bisa dikatakan kerja berat," tuturnya kepada Okezone melalui sambungan telefon, Senin, 16 Desember 2013.

Mengapa presentasi dikategorikan kerja berat? Dr Ari berujar bahwa presentasi itu membuat seseorang capek atau lelah. Karenanya, masuk dalam kategori kerja berat. Kalau kategori ringan hanyalah duduk-duduk, minum teh sambil buka e-mail.

Wajib Sisihkan Istirahat

Di tengah kesibukan, seringkali orang lupa untuk beristirahat. Untuk itu, jangan pelit untuk menyisihkan istirahat ketika pekerjaan menumpuk sekalipun.

"Karena tubuh itu butuh istirahat untuk regenerasi tubuh sendiri, untuk mengganti sel yang rusak. Misalnya, ada organ yang rusak dan diperbaiki. Kemudian, otak juga perlu istirahat. Jika tak dipenuhi konsentrasi bisa terganggu," kata Dr Ari.

Tak kalah penting, asupan yang cukup juga perlu dipenuhi agar kinerja otak dan tubuh berjalan maksimal.

"Jika tidak makan dan kerja terus, otak tak sempat recovery. Otak kan pusat dari semuanya. Jadi kalau tidak tidur, otak juga jadi error dan sistem metabolisme terganggu. Kalau orang bakat jantung, misalnya, dia bisa kena serangan jantung, bisa juga kalau kurang tidur tekanan darah drop dan sebagainya. Kalau dia ambruk, ya sudah kan tidak bisa apa-apa lagi," tutupnya.

(Dwi Indah Nurcahyani)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement