Tips Mengatasi Anak Tantrum karena Kecanduan Gadget Menurut Psikolog

Kurniasih Miftakhul Jannah, Jurnalis
Sabtu 13 Desember 2025 21:08 WIB
Tips Mengatasi Anak Tantrum karena Kecanduan Gadget Menurut Psikolog (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTAAnak yang kecanduan gadget cenderung mudah tantrum ketika diminta berhenti menonton atau bermain gawai. Ledakan emosi, marah, hingga perilaku agresif memang tergolong wajar pada anak, tetapi cara orang tua merespons situasi ini sangat menentukan perkembangan emosional anak ke depannya.

Profesor Psikologi dan Ilmu Saraf Universitas Duke, Kenneth Dodge, PhD, menegaskan bahwa masa kanak-kanak merupakan periode krusial untuk membentuk kemampuan mengelola emosi dan mengendalikan diri.

“Ini adalah waktu yang kritis untuk mengatasi kemarahan dan pengendalian diri anak-anak guna memastikan perkembangan yang sehat dan membantu mereka sukses di kemudian hari,” ujar Dodge.

Jika tidak ditangani dengan tepat, masalah perilaku di masa kanak-kanak dapat berdampak jangka panjang, mulai dari kesulitan di sekolah hingga meningkatnya risiko gangguan kesehatan mental, penyakit fisik, dan penyalahgunaan zat saat dewasa.

Kabar baiknya, berbagai pendekatan berbasis riset seperti Family Check-Up dan Incredible Years terbukti efektif meningkatkan regulasi emosi, mengurangi masalah perilaku, serta mendukung prestasi anak di sekolah. Berikut sejumlah tips dari para psikolog untuk membantu anak mengatasi tantrum akibat kecanduan gadget.

1. Ajari Anak Cara Menenangkan Diri

Anak kecil sering tantrum karena menginginkan sesuatu, tetapi belum mampu mengungkapkannya dengan tepat. Orang tua bisa membantu dengan cara sederhana, seperti menggenggam tangan anak dan menarik napas dalam-dalam bersama.

Ucapkan kalimat menenangkan, misalnya:
“Sepertinya kamu sedang marah. Ibu juga merasakannya. Yuk, kita tarik napas dalam-dalam supaya bisa lebih tenang dan bicara baik-baik.”

Psikolog klinis Carolyn Webster-Stratton, PhD, pengembang program Incredible Years, merekomendasikan beberapa strategi pengaturan emosi, antara lain:

Mengajarkan kalimat afirmasi sederhana, seperti: “Aku bisa tenang. Aku bisa sabar.”

Menggunakan imajinasi positif, misalnya menggambar tempat yang membuat anak merasa aman dan bahagia.

Memakai alat bantu visual seperti “termometer emosi” untuk membantu anak mengenali dan menurunkan intensitas perasaannya.

2. Bantu Anak Mengenal dan Mengungkapkan Emosi

Ketika anak mampu menyebutkan perasaannya, mereka lebih mudah mengekspresikan emosi tanpa tantrum. Profesor psikologi perkembangan dari Penn State University, Mark Greenberg, PhD, menyarankan orang tua mengenalkan kosakata emosi seperti senang, sedih, marah, kecewa, atau frustrasi.

Orang tua juga perlu mencontohkan dan memvalidasi perasaan anak, misalnya:
“Kamu kelihatan sabar dan tenang tadi. Itu tidak mudah, tapi kamu berhasil.”

3. Jelaskan Konsekuensi secara Konsisten

Jika anak menunjukkan perilaku agresif, berikan konsekuensi yang konsisten dan jelas. Misalnya, time-out selama 10–15 menit atau mengurangi waktu menonton gadget.

Yang terpenting, jelaskan alasannya:
“Ibu menghentikan waktu main gadget karena kamu melempar barang saat marah.”

Dengan begitu, anak belajar bahwa setiap perilaku memiliki konsekuensi.

4. Hindari Kesalahan Umum dalam Disiplin

Reaksi orang tua harus seimbang dan konsisten. Hukuman yang tidak konsisten atau terlalu keras justru dapat merusak kesehatan mental dan perkembangan anak. Hindari bentakan, ancaman berlebihan, atau hukuman fisik karena dapat memperparah perilaku agresif.

5. Ketahui Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional

Tantrum sesekali masih tergolong normal, terutama pada anak usia prasekolah. Namun, jika perilaku agresif berlangsung terus-menerus, muncul di berbagai situasi, dan tidak membaik selama beberapa minggu, orang tua disarankan mencari bantuan profesional.

Orang tua juga perlu memperhatikan konteks perilaku anak. Apakah tantrum dipicu oleh stres tertentu, seperti perubahan lingkungan, konflik keluarga, atau kehilangan orang terdekat? Jika ya, dukungan dari psikolog atau terapis anak dapat sangat membantu.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya