Selain itu, penelitian yang dipimpin Holly G. Prigerson (2009) menemukan bahwa orangtua memiliki risiko tinggi mengalami prolonged grief disorder, yaitu duka yang menetap dalam jangka panjang hingga mengganggu aktivitas harian.
Gejalanya meliputi kerinduan intens, rasa bersalah, hingga kesulitan menerima kenyataan.
Ahli Psikolog John Bowlby juga menegaskan bahwa kehilangan figur keterikatan signifikan, termasuk hubungan orangtua dan anak, dapat mendorong munculnya distress yang sangat kuat.
Dalam teorinya Attachment and Loss (1980), Bowlby menulis bahwa kehilangan anak berpotensi memicu krisis identitas orangtua karena ikatan emosional yang terbentuk begitu dalam.
(Rani Hardjanti)