JAKARTA - Tujuh tips mendidik anak yang keras kepala. Mendidik anak dengan karakter keras kepala memang bukan tugas mudah bagi orangtua. Meski begitu, setiap orangtua tentu berharap buah hatinya memiliki masa depan yang baik, termasuk bagi anak yang memiliki watak tegas dan sulit diarahkan.
Perlu diingat, sikap keras kepala tidak selalu bersifat negatif. Dengan pendekatan yang tepat, sifat tersebut justru bisa menjadi kekuatan dan modal penting bagi anak di masa depan. Namun, tanpa penanganan bijak, perilaku ini bisa berkembang menjadi sesuatu yang sulit dikontrol. Lantas, bagaimana cara terbaik untuk mendidik anak yang cenderung keras kepala? Berikut tips yang dapat diterapkan:
1. Kenali Akar Permasalahannya
Sebelum menilai anak keras kepala, pahami dulu alasan di balik perilakunya. Bisa jadi ia merasa kurang diperhatikan, tidak dimengerti, atau sedang menghadapi tekanan tertentu. Memahami sumber masalah membantu orangtua memberikan respons yang lebih tepat.
2. Bangun Komunikasi Dua Arah
Anak dengan karakter tegas sering memiliki kebutuhan untuk didengar. Hindari komunikasi yang hanya berupa instruksi. Ajak ia berdialog, dengarkan pendapatnya, dan beri kesempatan untuk menyampaikan apa yang ia rasakan. Komunikasi yang terbuka dapat meredakan sikap ngeyel yang sering muncul.
3. Hindari Konfrontasi dengan Kekerasan
Membalas sikap keras dengan emosi hanya membuat anak semakin melawan. Daripada menggunakan ancaman atau hukuman fisik, pilih pendekatan yang lebih tenang dan empatik. Respons yang lembut sering kali lebih efektif menurunkan tensi.
4. Berikan Pilihan
Anak keras kepala biasanya ingin memiliki kendali. Untuk mengurangi konflik, beri ia beberapa pilihan yang tetap dalam batas orangtua. Misalnya, “Kamu mau mandi sekarang atau lima menit lagi?” Dengan begitu, ia merasa tetap memegang kendali tanpa keluar dari aturan.
5. Tetap Konsisten dengan Aturan
Anak tegas kerap menguji batas. Karena itu, penting bagi orangtua untuk konsisten pada aturan yang sudah ditetapkan. Konsistensi membantu anak memahami struktur, konsekuensi, serta batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
6. Ajarkan Cara Mengelola Emosi
Banyak anak keras kepala belum mahir mengekspresikan emosinya. Bantu ia mengenali perasaan—marah, sedih, kecewa dan ajarkan cara menyalurkannya secara sehat. Misalnya dengan menarik napas panjang, menulis, atau berbicara pada orang tua.
7. Jadilah Contoh yang Baik
Anak belajar dari apa yang ia lihat. Bila orangtua sering memaksakan kehendak atau sulit menerima pendapat orang lain, anak kemungkinan besar akan menirunya. Tunjukkan sikap terbuka, tenang, dan solutif agar anak mendapatkan teladan yang baik.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)