JAKARTA — Pakar jantung sekaligus Head of Pulse Day Task Force dan Chairperson of Public Affairs Committee Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS), Dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP (K) FIHA, FAsCC, mengingatkan masyarakat mengenai bahaya Atrial Fibrillation (AF) atau fibrilasi atrium. Kondisi gangguan irama jantung ini disebut sebagai salah satu jenis aritmia paling umum yang berdampak besar pada kesehatan global.
Dr. Dicky menuturkan bahwa kawasan Asia-Pasifik yang dihuni lebih dari separuh populasi dunia mengalami peningkatan signifikan kasus AF setiap tahun. Meski teknologi kesehatan berkembang, akses terhadap layanan aritmia optimal masih belum merata.
“AF dapat meningkatkan risiko stroke hingga lima kali lipat dan gagal jantung tiga kali lipat. Namun banyak kasus yang belum terdiagnosis, terutama di wilayah dengan keterbatasan sumber daya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (19/11/2025).
Data APHRS White Book 2023 menunjukkan tindakan penyelamatan seperti kateter ablasi dan pemasangan implantable cardioverter-defibrillator (ICD) di sejumlah negara Asia masih ratusan kali lebih rendah dibanding negara maju. Hal ini menandakan perlunya strategi bersama dan kebijakan kesehatan jangka panjang.
“Beban penyakit kardiovaskular dan aritmia di Asia-Pasifik terus meningkat. Walaupun teknologi berkembang pesat, akses layanan aritmia masih tidak merata. Ini menjadi sinyal penting untuk memperkuat strategi regional dan kebijakan kesehatan berkelanjutan,” kata Dr. Dicky.