JAKARTA – Mengetahui cara mengenali perkembangan anak yang terlambat sangat penting bagi orang tua. Pemantauan tumbuh kembang anak sejak dini bisa membantu mendeteksi adanya gangguan atau keterlambatan perkembangan agar segera mendapat penanganan.
Ahli Saraf Pediatrik Dr. Henry Hasson menjelaskan, setiap anak memang memiliki ritme pertumbuhan yang berbeda. Namun, jika terdapat perbedaan signifikan dibandingkan dengan tahapan perkembangan anak pada umumnya, hal tersebut bisa menjadi tanda adanya keterlambatan. Intervensi sejak dini dapat memberikan dampak besar pada perkembangan anak di masa depan.
1. Keterlambatan Bicara dan Bahasa
Tanda paling umum dari keterlambatan perkembangan adalah ketika anak mengalami kesulitan berbicara atau memahami bahasa. Biasanya, anak mulai mengucapkan kata sederhana saat berusia sekitar satu tahun. Jika hingga usia 18 bulan anak belum mencoba berbicara atau berkomunikasi melalui gestur, sebaiknya segera konsultasikan ke ahli.
Orang tua dapat membantu dengan mengajak anak sering berbicara, membaca buku cerita bersama, atau bernyanyi untuk menstimulasi kemampuan bahasanya. Jika diperlukan, dokter dapat merujuk anak ke terapi wicara.
2. Keterlambatan Motorik
Kemampuan motorik kasar seperti duduk, merangkak, dan berjalan juga menjadi indikator penting. Anak umumnya mulai duduk tanpa bantuan di usia 6 bulan, merangkak di sekitar usia 9 bulan, dan mulai berjalan antara 12 hingga 15 bulan.
Apabila anak belum menunjukkan kemampuan tersebut pada waktunya misalnya belum bisa merangkak di usia 12 bulan atau belum berjalan di usia 18 bulan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Berikan anak ruang yang aman untuk bergerak dan bermain menggunakan mainan edukatif seperti balok atau bola untuk melatih koordinasi tangan dan mata.
3. Keterlambatan Sosial dan Emosional
Anak yang berkembang secara normal biasanya mulai tersenyum pada usia 2–3 bulan dan mulai bereaksi terhadap ekspresi orang lain di usia 6 bulan. Jika anak jarang tersenyum, tidak melakukan kontak mata, atau tampak tidak tertarik berinteraksi, hal ini bisa menjadi tanda keterlambatan sosial-emosional.
Orang tua bisa membantu dengan bermain interaktif, seperti permainan cilukba, atau sering mengajak anak berinteraksi dengan anggota keluarga. Namun, tetap penting untuk melakukan konsultasi dengan dokter anak atau ahli saraf.
4. Keterlambatan Kognitif
Pada usia satu tahun, sebagian besar anak sudah mampu memahami konsep sederhana, mencari benda yang disembunyikan, dan mulai memecahkan masalah kecil. Jika anak tampak tidak tertarik mengeksplorasi lingkungan sekitar, sulit memahami instruksi sederhana, atau tidak tertarik bermain, ini bisa menjadi tanda keterlambatan kognitif.
Gunakan permainan sensorik dan alat belajar interaktif untuk menstimulasi rasa ingin tahu anak. Namun, jika perkembangan tetap stagnan, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lanjutan.
Dengan mengenali tanda-tanda keterlambatan sejak dini, orang tua bisa memberikan dukungan dan stimulasi yang tepat agar anak mencapai potensi terbaiknya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)