JAKARTA – Profil Gusti Kanjeng Ratu Bendara, putri Sri Sultan HB X yang menikah dengan nonbangsawan. Bendara lahir pada 18 September 1986 dengan nama Gusti Raden Ajeng Nurastuti Wijareni.
Bendara adalah putri bungsu atau anak kelima dari pasangan Sri Sultan Hamengkubuwono X dan GKR Hemas. Ia menikah dengan Achmad Ubaidillah yang diberi gelar Kanjeng Pangeran Haryo Yudanegara.
Ia menikah dengan laki-laki yang berasal dari Bandar Lampung. Pernikahan ini banyak diberitakan karena ia adalah menantu pertama Hamengkubuwono X yang bukan berasal dari Jawa, melainkan dari etnis Melayu, dan bukan keturunan bangsawan, melainkan hanya orang biasa saja.
Ia merupakan salah satu finalis 10 besar dalam kontes Miss Indonesia 2009 dan sarjana di bidang perhotelan dari International Hospitality Management Institute di Swiss. Setelah menikah, GKR Bendara melanjutkan pendidikan S2 jurusan warisan budaya di Napier University di Edinburgh, Skotlandia. Pada akhir pendidikannya, ia menulis tesis yang mengangkat topik tentang Yogyakarta.
Di luar keraton, jabatannya cukup banyak, salah satunya adalah Wakil Ketua III KONI. Ia juga mengurusi usaha kecil menengah di bawah BKKBN serta usaha menengah-besar di bawah ICSB. Selain itu, ia mengetuai PUTRI (Perhimpunan Pengusaha Taman Rekreasi Indonesia) dan duduk dalam Dewan Pertimbangan Tourism Board.
Pariwisata memang menarik hatinya sejak mula. Setelah menamatkan pendidikan menengah di Singapura, ia memutuskan kuliah di jurusan International Hospitality and Tourism Management di IMI Switzerland. Ia memang meminati bidang-bidang praktis. Seperti mahasiswa lain, ia diwajibkan magang di dapur, restoran, dan hotel. Ia mengupas berkarung-karung kentang dan wortel.
Saat bekerja di hotel, ia harus bangun pukul empat pagi, lalu membersihkan kamar mandi hingga menyiapkan sarapan. Namun, ia menikmatinya. Ia mematahkan anggapan bahwa putri keraton “tinggal duduk manis.”
(Kurniasih Miftakhul Jannah)