Lebih jauh, ia menekankan bahwa pengawasan MBG tidak bisa hanya mengandalkan dapur produksi. Ada pilar lain yang harus diperkuat, yakni perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta edukasi bagi semua pihak, baik penerima makanan maupun pengelola. Guru, siswa, hingga petugas dapur harus terbiasa menjaga kebersihan, mencuci tangan sebelum makan, dan memastikan peralatan tetap steril.
“Program MBG hanya akan berhasil kalau semua pilar dijalankan. Bukan sekadar penyediaan makanan, tapi juga PHBS dan edukasi. Standar Operasional Prosedur (SOP) dapur harus dijalankan ketat. Begitu juga bahan baku harus fresh dan benar-benar dikontrol oleh pengawas yang berkompeten. Kalau itu dijalankan, risiko keracunan bisa ditekan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan publik dalam memantau, melaporkan, dan mengevaluasi jalannya program MBG.
“Selama ini masyarakat cenderung dibatasi, tidak boleh foto atau lapor. Padahal peran masyarakat sangat penting. Jangan sampai program ini hanya top-down, tetapi harus partisipatif supaya semua merasa ini program bersama,” tegas dr. Merita.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)