JAKARTA – Fenomena sharenting atau kebiasaan orangtua membagikan foto dan video anak di media sosial masih memicu pro dan kontra.
Sebagian orangtua menganggap sharenting sebagai ekspresi kasih sayang sekaligus cara mengasah keberanian anak tampil di depan kamera. Namun, di balik itu, praktik ini juga menyimpan risiko serius terhadap privasi, keamanan, bahkan kesehatan mental anak.
Di sisi lain, praktik ini menuai kritik karena dianggap bisa mengganggu privasi anak. Tak sedikit yang menilai sharenting sebagai bentuk pamer berlebihan yang justru berpotensi merugikan sang buah hati di masa depan.
Menurut laporan New York Post, kebiasaan pamer anak secara berlebihan bisa menciptakan tekanan dan menurunkan rasa percaya diri anak di kemudian hari.
Lalu, apa saja risiko yang perlu diwaspadai orangtua? Berikut ulasannya:
Foto atau video yang diunggah bisa tersebar luas dan disalahgunakan pihak tidak bertanggung jawab.
Konten anak yang sudah diposting akan sulit dihapus sepenuhnya dari internet, bisa menjadi masalah saat anak dewasa.
Membentuk citra “sempurna” anak di media sosial bisa menimbulkan beban, membuat mereka merasa tidak cukup baik.
Konten anak rawan digunakan untuk kepentingan bisnis tanpa persetujuan mereka.
Saat besar nanti, anak mungkin tak nyaman dengan konten lama tentang dirinya dan merasa kepercayaan telah dilanggar.
Meski begitu, bukan berarti orangtua sama sekali dilarang membagikan momen anak. Membagikan kebahagiaan tentu boleh saja, asalkan dilakukan dengan penuh pertimbangan. Pastikan konten yang diposting tidak mengandung informasi sensitif, gunakan pengaturan privasi yang lebih ketat, serta libatkan anak dalam proses pengambilan keputusan ketika mereka sudah cukup besar untuk memberikan pendapat.
Dengan sikap bijak, orangtua tetap bisa mengekspresikan kebahagiaan bersama buah hati di dunia maya tanpa mengorbankan hak privasi dan kenyamanan mereka. Pada akhirnya, yang terpenting bukanlah seberapa banyak “likes” dan komentar di media sosial, melainkan bagaimana anak merasa aman, dihargai, dan tumbuh dengan penuh kepercayaan diri.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)