Gisel menutup lari paginya dengan berbincang ringan bersama opungnya di depan halaman rumah. Di tengah suasana yang hangat, Gisel menyimak setiap kalimat opungnya. Tidak ada nasihat rumit, yang ada hanya nasihat kecil bahwa hidup memang tak selalu mulus, tapi selalu ada jalan untuk bertahan.
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan,” ujar Opung kepada Gisel pagi itu.
Hari itu, Gisel tidak hanya menyelesaikan lari paginya, tapi juga mengisi ulang semangatnya. Lewat langkah kecil di jalanan penuh kenangan dan obrolan hangat dengan sang opung, Ia diingatkan bahwa kekuatan bisa datang dari hal sederhana dengan hati yang terus bergerak, meski perlahan, tanpa putus asa.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)