Tragis, Anak 12 Tahun Kehilangan Penglihatan Akibat Diet Makanan Cepat Saji

Karin Atya Rachmadhanti, Jurnalis
Rabu 13 November 2024 06:18 WIB
Tragis Anak 12 Tahun Kehilangan Penglihatan Akibat Diet Makanan Cepat Saji, (Foto: Freepik)
Share :

Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun di Massachusetts, Amerika Serikat, mengalami nasib malang akibat pola makan yang tidak sehat. Anak ini kehilangan penglihatannya karena diet yang hanya terdiri dari makanan cepat saji yang miskin nutrisi, yang membuat saraf matanya rusak parah dan tak bisa diperbaiki.

Melansir dari odditycentral, Rabu (13/11/2024), anak laki-laki tersebut menderita autisme dan memiliki ketakutan yang ekstrem terhadap tekstur tertentu pada makanan. Hal ini membuat orang tuanya kesulitan memberikan makanan bernutrisi, sehingga pola makannya hanya terdiri dari burger, kentang goreng, saus ranch, donat, dan jus manis.

Pada awalnya, anak tersebut mulai mengalami masalah penglihatan pada pagi dan sore hari, sementara di siang hari penglihatannya masih cukup baik. Namun, penglihatannya memburuk dengan sangat cepat dan dalam waktu enam minggu, ia hanya bisa bergerak dengan bantuan orang tua untuk menghindari halangan di sekitarnya. Hingga suatu malam, ia terbangun dalam keadaan panik karena tidak bisa melihat sama sekali.

Orangtua anak tersebut langsung membawanya ke rumah sakit. Setelah pemeriksaan, dokter menemukan bahwa ia kekurangan beberapa nutrisi penting untuk kesehatan saraf matanya. Saraf optik anak ini ternyata telah mengalami atrofi, atau penyusutan, akibat kekurangan nutrisi yang berlangsung cukup lama. Meski sudah diberi suplemen untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, dokter mengatakan bahwa kerusakan yang terjadi sudah terlalu parah untuk diperbaiki.

“Atrofi saraf optiknya sangat parah,” tulis para peneliti. “Dalam kasus yang sangat lanjut seperti ini, kehilangan penglihatan tidak bisa dipulihkan. Namun, jika terdeteksi lebih awal, ada kemungkinan untuk mengatasi kekurangan nutrisi dan memperbaiki penglihatan.”

Selama dirawat di rumah sakit, anak tersebut menerima suplemen vitamin A, C, D, dan K, serta mineral seperti kalsium, tembaga, dan seng. Dengan bantuan terapi perilaku, ia juga mulai mau menambahkan sedikit selada dan keju pada burgernya. Orang tuanya bahkan menambahkan suplemen yang tidak berwarna ke dalam jusnya, tetapi setelah beberapa saat ia kembali menolak suplemen tersebut.

Menurut dokter di Rumah Sakit Anak Boston, anak tersebut mengalami gangguan makan yang disebut avoidant/restrictive food intake disorder (ARFID). Ini adalah gangguan makan yang umum dialami oleh sekitar separuh anak autis dengan beragam tingkat keparahan. Meski kasus seperti ini jarang terjadi, beberapa kasus serupa pernah dilaporkan di Inggris dan Amerika Serikat.

Kisah ini menjadi pengingat penting bagi para orangtua akan pentingnya menjaga asupan nutrisi pada anak-anak, terutama bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

(Kemas Irawan Nurrachman)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya