Selama dirawat di rumah sakit, anak tersebut menerima suplemen vitamin A, C, D, dan K, serta mineral seperti kalsium, tembaga, dan seng. Dengan bantuan terapi perilaku, ia juga mulai mau menambahkan sedikit selada dan keju pada burgernya. Orang tuanya bahkan menambahkan suplemen yang tidak berwarna ke dalam jusnya, tetapi setelah beberapa saat ia kembali menolak suplemen tersebut.
Menurut dokter di Rumah Sakit Anak Boston, anak tersebut mengalami gangguan makan yang disebut avoidant/restrictive food intake disorder (ARFID). Ini adalah gangguan makan yang umum dialami oleh sekitar separuh anak autis dengan beragam tingkat keparahan. Meski kasus seperti ini jarang terjadi, beberapa kasus serupa pernah dilaporkan di Inggris dan Amerika Serikat.
Kisah ini menjadi pengingat penting bagi para orangtua akan pentingnya menjaga asupan nutrisi pada anak-anak, terutama bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
(Kemas Irawan Nurrachman)