SEJARAH rokok kretek di Indonesia kini banyak yang ingin tahu. Hal itu lantaran ramainya pembahasan tentang serial Gadis Kretek yang dipernakan Dian Sastro, Ario Bayu, Putri Marino, Arya Saloka, Sheila Febriyanti, Ibnu Jamil dan masih banyak lagi.
Rokok kretek adalah salah satu jenis rokok yang pertama kali ditemukan dan dibuat di Indonesia. Jenis rokok ini pun masih dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, bahkan juga diekspor ke berbagai negara.
Lantas seperti apa sejarahnya? Berikut adalah sejarah rokok kretek di Indonesia yang jadi sorotan, dikutip dari berbagai sumber, Jumat (10/11/2023).
Tidak ada jejak pasti mengenai sejarah rokok kretek di Indonesia. Namun, menurut budaya tutur di kalangan pekerja pabrik rokok, rokok kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad ke-19.
Pada masa itu, jenis rokok dibedakan pada pembungkus dan juga campurannya. Ada rokok nipah, rokok wangen, rokok klembak, rokok cengkeh dan rokok kretek. Industri rokok kretek di Indonesia berkembang pada 1870-1880an.
Rokok kretek ini sangat khas Indonesia dan saat itu bentuk-bentuk rokok yang ada saat itu tidak berpenampilan seperti sekarang ini. Rokok kretek dengan klobot (pelepah jagung) merupakan kretek paling umum yang digunakan banyak orang.
Pasalnya, rokok yang pertama kali dibuat adalah rokok lintingan tanpa ada tambahan cengkeh atau campuran bahan lainnya.
Rokok kretek dengan aroma cengkeh pertama kali dipelopori oleh Haji Djamari, seorang penduduk Kudus pada 1880-an. H. Djamari yang saat itu menderita sakit di bagian dadanya lalu mulai mempelopori penggunaan minyak cengkeh untuk mengobati penyakitnya dan ternyata penyakitnya mulai sembuh.
Dengan naluri bisnisnya ini, Djamari mulai membuat rokok obat yang diproduksi dalam skala industri rumah tangga dan laku di pasaran. Kala itu, rokok obat ini lebih dikenal dengan nama rokok cengkeh, kemudian berganti menjadi rokok kretek karena saat rokok ini dibakar ada bunyi berkemeretekan.
Pada 1925 pabrik rokok kretek telah bermunculan di semua kota kabupaten di Jawa Tengah dan pada 1931 telah menyebar ke seluruh bagian utara Jawa Tengah, Magelang, Surakarta dan Yogyakarta. Rokok ini menyebar karena munculnya kabar bahwa kebiasaan merokok dapat menyembuhkan sakit bengek atau sesak napas.
Pada masa itu telah muncul ratusan pabrik yang memproduksi rokok kretek dan dalam perkembangannya mampu menggeser rokok produksi mancanegara. Perusahaan rokok kretek pertama di Indonesia adalah perusahaan rokok Mari Kangen di Solo yang kemudian disusul oleh perusahaan rokok Sampoerna di Surabaya.
Pada awal abad 20, banyak perusahaan rokok kretek beroperasi di Kudus. Salah satu pabrik rokok yang terkenal adalah perusahaan rokok cap Bal Tiga yang dikelola oleh raja rokok Nitisemito.
Demikianlah penjelasan mengenai sejarah rokok kretek di Indonesia yang ramai dibahas usai penayangan serial Gadis Kretek, semoga artikel ini bermanfaat.
(Endang Oktaviyanti)