Tidak sampai disitu, pada proses pewarnaan Tobatenun juga mengambil warna dari alam yang mana digunakan juga dalam koleksi “Masarani” sebagai bentuk perhatiannya pada dunia fashion berkelanjutan, dalam pewarnaan di sini Tobatenun menggunakan beberapa bahan seperti kayu secang, tingi, mahoni, dan jolawe.
Sedangkan untuk limbah air, Tobatenun melakukan tiga kali filtrasi agar air pembuangan tidak merusak tanah warga sekitar.
Kerri berharap hadirnya koleksi Tobatenun di JFW 2024, bisa jadi bukti nyata Tobatenun dapat memperlihatkan kain tradisional juga bisa kreatif secara kontemporer dan tidak ketinggalan jaman.
“Kita mungkin sih mau memperlihatkan bahwa kain tradisional tuh bisa kreatif secara kontemporer dan tidak old school, dan bisa trendi. Jadi itu yang ingin kita perlihatkan selama ini kan JFW lebih ke kontemporer, tapi kita mau challenged gitu kalau kain tradisional itu bisa main di stage seperti ini,” tutup Kerri.
(Rizky Pradita Ananda)