OBESITAS merupakan salah satu penyakit yang jadi momok masa kini. Apalagi jumlah orang yang obesitas terus meningkat. Bahkan sejumlah pasien obesitas meninggal dunia akibat komplikasi penyakit dan syok sepsi sehingga tak tertolong kondisinya. Bahkan menurut Riskesdas, tercatat kasus obesitas ada sebesar 15,3 persen pada 2023.
Obesitas sendiri bisa menjadi faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, jantung, kanker, hipertensi dan penyakit metabolik maupun non metabolik lainnya serta berkontribusi pada penyebab kematian akibat penyakit kardiovaskular, penyakit diabetes dan ginjal.
Selain memberikan dampak peningkatan penyakit tidak menular, obesitas juga berdampak pada kerugian ekonomi yang dipicu oleh biaya perawatan penyakit komorbiditas obesitas yaitu penyakit tidak menular yang memang memerlukan biaya tidak sedikit.
Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, kasus obesitas di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Jika dibandingkan dengan data pada tahun 2018, kasus obesitas di Indonesia meningkat sebesar 21,8 persen. Bahkan, di seluruh dunia, pada tahun 2030 diperkirakan 1 dari 5 wanita dan 1 dari 7 pria akan hidup dengan obesitas yang setara dengan lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia.
Oleh karena itu saatnya masyarakat lebih melek terhadap ancaman obesitas. Salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi obesitas antara lain olahraga teratur, diet makanan sehat, dan konsumsi herbal seperti teh hijau.
BACA JUGA:
Teh hijau sendiri mampu membantu penurunan berat badan sebab teh hijau bisa membakar lemak. Agar lemak dalam tubuh terbakar, maka tubuh harus terlebih dahulu memecahnya di dalam sel dan memindahkannya ke aliran darah. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam teh hijau dapat membantu proses ini, yakni meningkatkan efek beberapa hormon pembakar lemak, seperti norepinefrin (noradrenalin).