KENAPA di Jepang tidak boleh memanggil orang dengan nama depan merupakan budaya yang unik. Alih-alih menggunakan nama depan, orang Jepang lebih sering menggunakan nama keluarga untuk berinteraksi.
BACA JUGA:
Melansir Zenbu Japan Sabtu (30/9/2023), orang Jepang tidak memanggil orang lain dengan nama depan karena dianggap tidak hormat atau tidak sopan. Kecuali sudah sangat dekat dan berada dalam lingkungan santai.
Masyarakat Jepang cenderung menjunjung tinggi etika dan adab dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, cara yang dianggap paling sopan dan menghormati orang lain dengan memanggil mereka menggunakan nama keluarga atau nama belakang.
Memanggil orang dengan menggunakan nama keluarga juga mencerminkan nilai kelompok dan rasa solidaritas. Dalam budaya Jepang, penting untuk menunjukkan kesatuan dan rasa saling ketergantungan antara anggota keluarga atau kelompok.
Dengan menggunakan nama keluarga, seseorang mengakui hubungan keluarga atau kelompok tersebut dan menegaskan ikatan sosial yang ada.
Penyebutan nama orang Jepang juga berhubungan dengan panggilan kehormatan atau honorifik dalam bahasa Jepang. Honorifik adalah ungkapan penghormatan yang dilakukan untuk menghormati lawan bicara dalam hubungan sosial masyarakat Jepang.
Misalnya, penggunaan "san" sebagai honorifik yang ditempatkan di akhir nama keluarga seperti Honda-san (本田さん), yang setara dengan panggilan tuan atau nyonya dalam budaya Barat.
Beberapa honorifik lainnya seperti “sama” bentuk lebih formal dari “san”. Penggunaan kata formal ini untuk memanggil seseorang dengan status lebih tinggi. Sebagai contoh, 神様 (Kami-sama, Tuhan), 王様 (ou-sama, raja), 姫様 (hime-sama, putri), 王子様 (ouji-sama, pangeran), dan lainnya.
Di zaman modern kata “sama” digunakan untuk menghormati pelanggan atau nasabah. Sementara, di dalam dunia bisnis kata “sama” ditambahkan untuk menyebut nama klien perusahaan atau nama perusahaan itu sendiri.
Ada juga sebutan “sensei” yang digunakan oleh orang Jepang untuk memanggil orang dihormati karena posisinya. Umumnya orang yang mendapatkan gelar ini adalah seorang guru atau dokter. Selain itu, honorifik “chan” dan “kun” disematkan untuk bayi, anak-anak, atau remaja.
Demikian informasi kenapa di Jepang tidak boleh memanggil orang dengan nama depan.
(Hafid Fuad)