Kisah Inspiratif Prajogo Pangestu, Bermula dari Sopir Angkot Kini Kekayaannya Rp131 Triliun

Cita Najma Zenitha, Jurnalis
Kamis 14 September 2023 07:55 WIB
Ilustrasi untuk kisah sukses sosok Prajogo Pangestu (Foto: Forbes)
Share :

KISAH inspiratif Prajogo Pangestu wajib untuk dipelajari semua kalangan masyarakat Indonesia.

Berawal dari supir angkot kini harta kekayaan Prajogo Pangestu mencapai Rp 131 triliun. Prajogo Pangestu bahkan menempati peringkat ke-4 dari 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2022.

Prajogo Pangestu mengawali karirnya dengan tidak mudah. Bahkan anak pedagang karet asal Kalimantan ini hanya mampu mengenyam bangku sekolah menengah pertama (SMP) saja. Dia kemudian bekerja sebagai supir angkot untuk menyambung hidup.

Lantas, bagaimana kisah inspiratif Prajogo Pangestu sampai menjadi salah satu taipan di Indonesia? Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (14/9/2023), berikut rangkuman kisah inspiratif Prajogo Pangestu.

Prajogo Pangestu lahir di Kalimantan Barat pada 31 Mei 1944. Pria dengan nama asli Phang Djoen Phen bertekad ingin mengubah nasib keluarganya. Himpitan ekonomi membuatnya terpaksa merantau ke Jakarta pada tahun 1960.

Mengadu nasib di Ibu Kota ternyata tidak semudah yang dibayangkan oleh Prajogo Pangestu. Karena tidak mendapat pekerjaan di Jakarta ia pun kembali ke kampung halamannya di Kalimantan Barat dan menjadi supir angkot.

Pada tahun 1969 Prajogo Pangestu bertemu dengan pengusaha kayu asal Malaysia bernama Bong Sun (Burhan Uray). Bong Sun menawarkan Prajogo Pangestu untuk bergabung dengan perusahaannya yakni PT Djajanti Group.

Prajogo Pangestu juga sempat menjadi General Manager (GM) Pabrik Plywood Nusantara, Gresik, Jawa Timur, usai mengabdi selama tujuh tahun di perusahaan tersebut. Namun akhirnya ia memilih pensiun dan menekuni bisnis kayu.

Prajogo Pangestu kemudian terlibat dalam bisnis kayu pada akhir tahun 1970. Dia juga membeli perusahaan kayu CV Pacific Lumber Coy yang sedang mengalami krisis keuangan. Perusahaan tersebut kini bernama PT Barito Pacific Lumber.

Memasuki tahun 1993 perusahaan kayu milik Prajogo Pangestu berkembang pesat. PT Barito Pacific Lumber juga sempat menjalin kerjasama dengan anak-anak Presiden Soeharto. Perusahaan itu kemudian berubah nama menjadi Barito Pacific pada 2007.

Sejak saat itu Prajogo Pangestu mendulang kesuksesan besar dari bisnis kayunya. Dia juga merambah bisnis ke industri petrokimia dengan mengakuisisi sebagian besar saham Chandra Asri pada 2007.

Prajogo Pangestu juga membeli sebagian besar saham Star Energi sebesar 33,33% atau senilai Rp6,7 triliun. Dengan mengakuisisi perusahaan ini ia memiliki tiga proyek panas bumi di Jawa Barat meliputi PLTP Darajat, PLTP Wayang Windu, dan PLTP Salak.

Demikian kisah inspiratif Prajogo Pangestu. Terimakasih.

(Hafid Fuad)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya