Begini Makna Jumat Agung bagi Umat Kristen dan Katolik

Martin Bagya Kertiyasa, Jurnalis
Kamis 06 April 2023 16:25 WIB
Ilustrasi Perayaan Jumat Agung. (Foto: Freepik)
Share :

SETIAP umat Nasrani memang mengetahui kisah di balik Jumat Agung. Kisah di balik kematian Yesus Kristus dan bangkit kembali untuk pengampunan dosa umat manusia, menjanjikan kehidupan kekal bagi mereka yang percaya kepadanya.

Orang Kristen biasanya merayakan kebangkitan Yesus setiap musim semi pada hari Minggu Paskah, berpartisipasi dalam tradisi Paskah seperti berburu telur Paskah dan memberikan keranjang Paskah. Tetapi Jumat Agung, yang diperingati menjelang akhir Masa Prapaskah dan jatuh hanya beberapa hari sebelum Paskah, tidak mendapat perhatian yang sama.

Melansir Reader's digest, hanya 12 negara bagian yang menganggap Jumat Agung sebagai hari libur resmi, dan banyak orang tidak tahu mengapa mereka merayakannya. Lantas, apa itu Jumat Agung?

Sederhananya, Jumat Agung adalah hari bagi orang Kristen untuk memperingati penyaliban Yesus. Menurut Alkitab, para pemimpin agama Yahudi membawaNya ke Roma untuk dihukum. Dia dikirim dari Pontius Pilatus ke Herodes dan kemudian kembali ke Pilatus, yang akhirnya menjatuhkan hukuman penyaliban kepada Yesus.

Penyaliban sendiri merupakan bentuk hukuman pidana tertinggi pada saat itu dan hanya terjadi pada penjahat kelas kakap. Yesus kemudian dipukuli, dipaksa untuk memikul salib kayu yang berat melalui kerumunan yang mencemooh dan akhirnya dipaku di pergelangan tangan dan kakinya di kayu salib, di mana dia digantung sampai meninggal.

Mengikuti Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas), arus utama tradisi Kristen berpendapat bahwa perjamuan terakhir Yesus dengan murid-muridnya pada malam sebelum penyaliban adalah makan malam terakhir. Jika dihitung secara penanggalan Yahudi, maka Yesus meninggal pada 15 Nisan atau pada hari pertama setelah makan malam terakhir. Sementara dari penanggalan Masehi (Barat), tanggal tersebut adalah 7 April.

Akan tetapi, umat Kristiani tidak memperingati tanggal yang tetap itu. Sebaliknya, mereka mengikuti tanggal Paskah yang tampaknya fleksibel, dengan menghubungkan Perjamuan Terakhir. Meskipun asumsi itu bermasalah, penanggalan Jumat Agung dan Paskah telah berjalan atas dasar itu.

Melansir situs britannica, perayaan liturgi Jumat Agung pun telah mengalami berbagai perubahan selama berabad-abad. Di Gereja Katolik Roma misa tidak dirayakan pada hari Jumat Agung, meskipun liturgi dilakukan. Tidak seperti Natal dan Paskah, yang telah memperoleh banyak tradisi sekuler, Jumat Agung, karena konotasi religiusnya yang intens, tidak mengarah pada kebiasaan yang ada dan praktik sekuler.

Terlepas dari namanya, Jumat Agung adalah hari untuk refleksi yang suram. Setiap hari Jumat sebelum Paskah, orang Kristen dan Katolik dengan sungguh-sungguh menghormati cara Yesus menderita dan mati untuk dosa-dosa mereka.

Mereka mungkin menghadiri kebaktian yang menceritakan penyaliban Yesus yang menyakitkan, dan beberapa bahkan menahan diri untuk tidak makan untuk menunjukkan kesedihan mereka. Menurut Catholic.org, gereja-gereja Katolik tidak memasang hiasan dalam altar mereka dan tidak membunyikan lonceng sebagai tanda berkabung.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya