Tips Kenalkan Makanan Baru ke Anak, Dokter: Gak Boleh Cepat Nyerah

Martin Bagya Kertiyasa, Jurnalis
Minggu 12 Maret 2023 11:24 WIB
Ilustrasi Anak Makan. (Foto: Shutterstock)
Share :

SALAH satu masalah yang kerap dihadapi orang tua adalah kesulitan untuk menyuruh anaknya makan. Susah makan memang biasa terjadi, apalagi jika anak tersebut sangat aktif atau tengah bermain.

Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Universitas Indonesia dr. Yoga Devaera, Sp.A(K) membagikan kiat mengatasi anak yang susah makan. Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari peranan keluarga jika ingin memberikan anak edukasi makanan sehat.

"Sayangnya enggak bisa juga kalau kita mengharapkan anak makan sehat, tapi, keluarganya makannya nggak sehat, nggak mungkin. Jadi, harus ada role model (panutan) dalam keluarga," kata Yoga seperti dilansir dari Antara.

Menurutnya, orang tua juga tidak boleh menyerah memperkenalkan makanan-makanan baru kepada anak. Jika hari ini anak menolak makanan yang disajikan, orang tua dapat mencobanya kembali dalam tiga hari atau satu minggu ke depan, dengan harapan semakin sering dihidangkan maka lama-kelamaan anak akan terbiasa.

"Kapan boleh menyerahnya? Kalau sudah lima belas kali mencoba anaknya nggak mau juga, baru itu namanya enggak doyan. Tapi, baru (coba) dua kali, misalnya, setiap dikasih (daging) hati 'enggak mau, nih, Dok'. Enggak boleh menyerah, coba lagi nanti," kata Yoga.

Meskipun begitu, Yoga juga mengingatkan bahwa membina selera makan anak seharusnya dimulai sejak awal, yaitu sejak anak masih dalam kandungan dan saat fase menyusui. Ibu diingatkan untuk tidak terlalu memilih-milih makanan yang dikonsumsi.

Keragaman jenis makanan bergizi yang dikonsumsi ibu hamil dan menyusui secara tidak langsung akan mempengaruhi kondisi anak. Sehingga sejak dalam kandungan ini, bayi sudah terbiasa dengan rasa makanan yang dimakan oleh ibunya.

"Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa ternyata air ketuban itu ada rasanya, sesuai dengan yang dimakan ibu. Jadi, kalau ibunya terbiasa makan segala jenis makanan tentu pada saat (bayi) makan MPASI (makanan pendamping air susu ibu), dia sudah nggak asing," kata Yoga.

Anak yang kekurangan asupan nutrisi sesuai kebutuhannya dikhawatirkan dapat mengalami masalah kesehatan. Misalnya, dalam jangka pendek anak mudah terkena penyakit infeksi yang kemudian juga akan semakin mempengaruhi kurangnya nafsu makan.

"(Saat sakit) pasti nafsu makan anak turun, tingkat nafsu makan anak turun. Anaknya makin kurus, makin gampang lagi kena penyakit. Jadi itu kayak siklus lingkaran setan, ya, karena memang anak yang punya masalah nutrisi, daya tahan tubuhnya menjadi rendah," kata Yoga.

Dalam jangka panjang, kata Yoga, anak berpotensi mengalami stunting dengan risiko mengalami kemampuan belajar dan fungsi kognitif yang lebih rendah. Salah satu upaya pencegahan stunting yaitu dengan melakukan pemantauan pertumbuhan berkala sehingga dapat mendeteksi perlambatan pertumbuhan lebih awal.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya