YOGYAKARTA terpilih sebagai tuan rumah Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20 atau First Meeting of G20 Education Working Group (EdWG) 2022. Tentu saja, terpilihnya Kota Gudeg ini menjadi ajang untuk mempromosikan budaya serta kuliner yang ada di Yogyakarta.
Para tamu dan delegasi G20 EdWG pun disuguhkan jamuan makan malam ala bangsawan Keraton Yogyakarta yang mungkin selama ini tidak diketahui publik. Jamuan makan malam tersebut diberi nama 'Ladosan Dhahar Kembul Bujana'.
Ladosan Dhahar Kembul Bujana adalah sebuah tradisi makan menyerupai tatanan fine dining yang mengadaptasi tradisi makan raja-raja Jawa di masa lampau. Ladosan Dhahar Kembul Bujana berarti jamuan makan bersama dengan pelayanan khusus. Tradisi makan ini melibatkan beberapa orang untuk memberikan layanan khusus pada anggota kerajaan.
Para pramusajinya mengenakan pakaian adat yang identik dengan abdi dalem keraton. Pramusaji perempuan mengenakan kemben dan kain jarik, sedangkan laki-laki mengenakan kemeja peranakan berbahan lurik, kain jarik, dan blangkon.
Makanan dibawa oleh pramusaji dalam wadah kayu yang dipikul di pundak. Wadah kayu yang dikenal sebagai jodhang ini dibawa seorang punggawa yang berjalan di depan sambil memegang songsong atau payung kuning kerajaan.
Dengan mengadaptasi tradisi Ladosan Dhahar Kembul Bujana, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menjamu para delegasi EdWG G20 dalam acara Welcoming Dinner pada Rabu malam. Tradisi makan malam ini berlangsung di Bale Kambang yang merupakan salah satu rumah peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono VII yang kini dijadikan museum.
Prosesi Ladosan Dhahar Kembul Bujana untuk para delegasi EdWG G20 diawali dengan parade oleh tujuh petugas perempuan dan laki-laki yang berjalan kaki dari dapur utama menuju Gadri atau Bale Kambang.