ARTIS umbar kemesraan bersama pasangan di depan publik mungkin sudah bukan hal asing lagi. Bahkan, kini konten artis umbar kemesraan menjamur di media sosial dan tak jarang menjadi trending topik.
Tak sedikit dari mereka yang diduga mempersiapkan semua sehingga terkesan wow dan secara tidak langsung menarik perhatian penonton untuk hanyut dalam suasana romantis yang dibangun.
Konten umbar kemesraan tak hanya dilakukan oleh seleb muda dengan gelora api asmara yang masih membara, beberapa pasangan selebriti berusia dewasa pun terpantau ada yang suka membagikan momen kemesraan tersebut. Ya, seperti tidak mau kalah.
Bicara soal motif dan tujuan para publik figur mengumbar kemesraan, menurut Psikolog Klinis Meity Arianty, tak ada yang bisa memastikan poin tersebut.
"Kita enggak pernah tahu niat pasti seseorang yang gemar mengumbar kemesraannya ke publik lewat media sosial," kata Mei pada MNC Portal, Rabu (9/3/2022).
Bagi Mei, ada orang yang suka pamer kemesraan bersama pasangan sebagai bukti bahwa mereka bahagia, namun ada juga yang lebih suka menyimpan semua keindahan itu bersama pasangan saja sehingga tidak perlu di umbar.
BACA JUGA : Tips Jitu Titi Kamal Jaga Kemesraan dengan Suami
Jika membahas persoalan ini lebih jauh, Mei coba menerangkan bahwa tindakan umbar-mengumbar kemesraan sejatinya memiliki dampak positif dan negatif. Tentu, itu tergantung dari niat setiap orang.
So, apa dampak positif dan negatif mengumbar kemesraan di publik?
Dampak positif
Mei menerangkan bahwa dengan mengumbar kemesraan, pasangan tersebut mendapatkan pengakuan dari orang lain dan itu dapat membuat konsep diri mereka lebih baik dan ada rasa bangga ketika orang lain dapat menyaksikan kebahagiaan mereka.
"Bahkan, biasanya timbul rasa puas dan jadi berusaha mempertahankan kebahagian tersebut, karena akan malu jika nantinya kebahagiaannya rusak," ungkap Mei.
BACA JUGA : Postingan Maia Estianty Tentang Irwan Mussry Tuai Pujian, Ini Sebabnya
Dampak negatif
Pada dasarnya, kata Mei, mengunggah sesuatu di media sosial secara berlebihan, baik itu konten kemesraan, aktivitas sehari-hari, curhatan hati, atau yang lainnya, dapat menimbulkan dampak yang kurang baik.
"Contohnya menimbulkan rasa iri pada orang lain, akibatnya muncul perusak kebahagian dalam hal ini disebut pelakor," ungkap Mei.