Kenapa Bubur Jadi Makanan Wajib Malam 1 Suro

Pradita Ananda, Jurnalis
Senin 09 Agustus 2021 19:44 WIB
Bubur suro (Foto: Berandadevy)
Share :

BAGI masyarakat tanah Jawa, perayaan 10 Muharram dalam kalender Hijriyah atau bulan Muharram Islam adalah salah satu momen spesial. Dalam perayaan ini pun tidak terlepas dari kuliner khas.

Nah, menu makanan khusus yang lekat sebagai lambang malam 1 Suro, yakni bubur suro. Bubur yang biasanya dihidangkan setelah pukul empat sore, pada malam menjelang datangnya 10 Suro.

Seperti bubur ayam pada umumnya, bubur suro punya rasa gurih dan kaya akan rempah-rempah khas Indonesia. Terbuat dari campuran bahan-bahan seperti beras, santan, garam, jahe, dan serai lalu disajikan bersama opor ayam dan sambal goreng labu siam yang kuahnya encer dan pedas sebagai lauk dan sayur.

Setelah itu diberi toping taburan serpihan jeruk bali dan bulir-bulir buah delima serta tujuh jenis kacang, mulai dari kacang tanah, kacang mede, kacang hijau, kedelai, kacang merah, kacang tholo, dan kacang bogor yang pengolahannya sebagian bisa digoreng dan ada pula yang direbus.

Tujuh ragam kacang ini diketahui lebih lanjut sebagai simbol atas doa, agar hidup dari hari ke hari senantiasa penuh berkah dan kelancaran.

Menurut keterangan pemerhati budaya Jawa, Arie Novan, bubur suro yang konon kabarnya sudah jadi tradisi sejak jaman Sultan Agung memimpin tanah Jawa ini, disajikan sebagai lambang rasa syukur masyarakat kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala nikmat rezeki yang telah diperoleh.

Sajian bubur suro saat ini, biasanya masih bisa ditemukan dalam perayaan malam 1 Suro di beberapa wilayah Jawa Timur, contohnya Madura, dan sebagian Jawa Tengah misalnya Yogyakarta, Solo, hingga Semarang. Demikian sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Women lainnya