Remaja memiliki karakteristik tersendiri dalam proses tumbuh kembang. Salah satu yang sangat khas adalah senang menjajal hal-hal baru.
Karena sifat tersebut, Guru Besar Kedokteran Anak FKUI Prof Dr dr Rini Sekartini, SpA(K), mengatakan bahwa remaja itu lebih mau mendengarkan teman sebayanya dibanding orangtua.
"Power teman sebaya lebih besar dari orangtua. Karena itu, lingkungan memegang peran penting dalam hal tumbuh kembang anak remaja," katanya dalam Webinar, Rabu (10/3/2021).
Dari banyaknya kekhawatiran yang ada, remaja kecanduan alkohol menjadi ancaman serius semua orangtua saat ini. Sebab, menurut data survei yang dilakukan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Dr dr Kristiana Siste, SpKJ(K), pada 2019, sebanyak 108 dari 199 remaja yang disurvei mengetahui alkohol.
Ada beberapa alasan yang membuat para remaja ini mengetahui atau bahkan menjajal alkohol, salah satunya adalah dipaksa teman.
"Secara detail, alasan paling banyak remaja mengonsumsi alkohol atau NAPZA lain adalah mengurangi stres (138), konflik keluarga (125), dan dipaksa teman (105). Itu tiga alasan tertingginya," kata dr Siste di acara yang sama.
Selain tiga alasan tersebut, diketahui juga bahwa ada alasan lain seperti masalah dengan orangtua (92), akses yang mudah untuk mendapatkan alkohol (89), kurang pengetahun (87), pengaruh media (69), riwayat keluarga dengan penyalahgunaan zat (67), diberikan orangtua (45), dan alasan banyak uang (32).
Dari survei tersebut juga diketahui bahwa alasan para remaja ini sulit berhenti menggunakan NAPZA termasuk di dalamnya alkohol adalah karena akses mudah. Ya, faktanya minuman beralkohol mudah sekali didapatkan remaja tanpa mereka harus menunjukkan KTP.
"Bahkan, beberapa remaja mengatakan alkohol yang dijual murah sehingga tidak ada kesulitan untuk mereka untuk sulit membelinya," papar dr Siste.